Interpretasiadalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu atau disebut juga tafsiran. Tahapan interpretasi dalam mengkritisi karya seni rupa, kalian atau kritikus harus mampu dan berani memutuskan untuk memberikan kesan, pendapat, atau pandangan terhadap makna dan nilai artistik suatu karya, secara teoritis dari
Seluruhprogram kerja PR harus melewati 5 elemen dasar, karena awal dan perencanaan itu benar baik, pasti akan memberi hasil yang baik juga Untuk mencapai efek yang tinggi dalam kegiatan komunika PR, Cutlip & Center (1994) mengemukakan tentang tahap tahap proses operasional PR. Menurut mereka prose operasional PR haruslah melalui 4 tahap berikut :
4 Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan, mengembangkan perusahaan dalam perolehan keuntungan. C. Tahap-tahap Kegiatan Statistik. 1. Pengumpulan data (collecting the data) Sebelum melakukan pengolahan data, ada bebarapa tahap yang harus dilakukan.
Untukmencapainya sejarah harus ditulis melalui prosedur yang disebut Metode Sejarah. Metode ini mempunyai empat tahapan yang integral, yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Metode sejarah berasal dari dua kata yaitu metode dan sejarah. Kata "metode" memiliki arti cara atau prosedur yang sifatnya sistematis, metode juga
Selainmenghakimi suatu karya sastra, kritik sastra juga berperan untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas lagi. Kalau khalayak penonton televisi disebut pemirsa. 20016088 Tahapan dan manfaat Apresiasi serta pendekatan Apresiasi Prosa fiksi Tahap Apresiasi Prosa Tahap 1 : Tahap ini adalah tahapan penikmatan , pada
Vay Tiα»n Nhanh Ggads.
Interprestasi adalah penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Interpretasi inilah yang sering dianggap menimbulkan subjektivitas dalam penulisan sejarah. Akan tetapi, subjektivitas tidakd apat dipisahkan dalam penulisan sejarah karena tana penafsiran sejarawan, sumber sejarah tidak akan bisa bicara dan tidak akan bermakna apa-apa. Unsur subjektivitas dapat dihindari dengan cara mencantumkand ata dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Dengan begitu, orang lain dapat melihat dan menafsirkan ulang peristiwa sejarah berdasarkan sumber-sumber yang telah kita cantumkan tersebut. Interpretasi dalam sejarah ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis. Analisis. Analisis adalah menguraikan sumebr-sumber sejarah untuk memperoleh fakta sejarah. Analisis ditempuh untuk memperoleh penjelasan dari sumber sejarah yang tidak secara implicit membahas suatu peristiwa. Untuk melakukan analisis diperlukan pemikrian dan ketajaman penafsiran untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Sintesis. Sintesis adalah menyatukan analisis-analisis dari sumber sejarah. Kadang-kadang perbedaan antara analisisd an sintesis dapat dilupakan, sekalipun dua hal ini penting untuk proses berpikir. Analisis dan sintesis sebenarnya adlaah satu kesatuan dari interpretasi atau analisis sejarah. Kedua hal ini berbeda secara bertingkat, tetapi tidak secara kategori. Sintesis dibutuhkan untuk menyatukan analisis-analisis dari sumebr sejarah guna mencapai tujuan penelitian, yaitu mewujudkan dalam bentuk tulisan atau karya sejarah. Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah B
PertanyaanTujuan dari tahapan interpretasi dalam penelitian sejarah adalah β¦. memilah-milah informasi kredibel dalam sumber sejarahmenjelaskan gambaran peristiwa sejarah secara kronologis mengidentifikasi informasi yang asli dan benar-benar terjadi membangun gambaran dan sudut pandang peristiwa sejarah memastikan bahwa informasi yang digunakan adalah kredibel AMMahasiswa/Alumni Universitas Negeri SurabayaJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah merupakan tahapan dalam penelitian sejarah dimana peneliti melakukan penafsiran terhadap suatu peristiwa sejarah dengan memberikan pandangan teoritis atau ilmiah. Dalam kata lain, interpretasi juga diartikan sebagai proses menganalisis suatu peristiwa sejarah. Tujuan dari proses interpretasi adalah untuk membangun rekontruksi atau gambaran peristiwa sejarah, dan sudut pandang penulis terhadap suatu peristiwa sejarah. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah merupakan tahapan dalam penelitian sejarah dimana peneliti melakukan penafsiran terhadap suatu peristiwa sejarah dengan memberikan pandangan teoritis atau ilmiah. Dalam kata lain, interpretasi juga diartikan sebagai proses menganalisis suatu peristiwa sejarah. Tujuan dari proses interpretasi adalah untuk membangun rekontruksi atau gambaran peristiwa sejarah, dan sudut pandang penulis terhadap suatu peristiwa sejarah. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!846Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Kegiatan dalam proses mengamati kaitannya adalah dengan melihat objek yang berada dalam jangkauan visual. Pengamatan dilakukan dalam perkembangan ilmu geografi sebagai pendekatan spasial guna meraih data yang diinginkan. Saat melakukan kegiatan pengamatan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari apa yang hendak dicari. Untuk selanjutnya menganalisis objek yang perlu dikaji secara mendalam pada pembelajaran geografi. Mengamati suatu objek disebut dengan interpretasi citra. Membahas interpretasi citra kaitannya adalah dengan materi penginderaan jauh. Pada artikel kali ini kajian penginderaan jauh akan lebih ditekankan pada tahap-tahap interpretasi citra. Tidak perlu pokok bahasan mengenai spasial temporal untuk melakukan pengamatan atau interpretasi citra. Karena tahapan interpretasi citra dapat kita pelajari sebagai berikut. Interpretasi citra adalah langkah untuk mendapatkan gambaran suatu objek melalui citra foto dan citra non foto yang tidak hanya dilakukan hanya dengan mengambil gambar secara langsung. Diperlukan beberapa tahapan interpretasi citra agar bisa mendapatkan gambaran secara lugas mengenai objek yang perlu dikaji. Hal ini sesuai dengan jenis-jenis citra secara umum dalam objek studi geografi. Bentuk Tahapan Interpretasi Citra Tahapan ini berfungsi untuk menyempurnakan proses pengambilan gambaran objek citra. Dalam tahapan-tahapan interpretasi citra terdapat 4 jenis dalam pengerjaannya. Yaitu deteksi, identifikasi, analisis, dan deduksi. Penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut; Deteksi Deteksi adalah kegiatan pengamatan awal dari objek yang hendak dilakukan interpretasi citra. Objek yang dapat dideteksi dapat berupa objek tampak dan objek tidak tampak. Objek tampak adalah seperti lahan, permukiman, lereng, topografi, dan lain sebagainya. Objek tidak tampak antara lain lempeng tektonik, lempeng vulkanik, dan lain sebagainya. Banyak ahli yang mengartikan bahwa tahapan deteksi dalam interpretasi citra merupakan kegiatan menentukan keberadaan suatu objek tersebut telah masuk dalam standar layak untuk diamati atau tidak. Tahap deteksi ini bersifat global, artinya deteksi bersifat menyeluruh agar semua persiapan dalam kegiatan pengamatan bisa memperoleh data yang dinginkan dan tidak perlu merubah data induk pada saat masuk ke dalam tahapan interpretasi citra yang selanjutnya. Identifikasi Kegiatan identifikasi adalah tahapan interpretasi yang nomor 2 setelah melakukan tahapan deteksi. Identifikasi adalah menggali objek yang diamati melalui pengambilan gambar menggunakan citra foto atau citra non foto. Pada tahap identifikasi pengambilan gambarnya bisa memakai kamera dan alat stereoskop. Pada tahap identifikasi ini pengenalan objek belum terperinci. Hal ini dikarenakan identifikasi hanya mengambil gambar dan belum bisa untuk dipresentasikan secara deskripsi, hanya dapat dijelaskan menggunakan gambaran visual saja. Pengenalan objek tersebut harus didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut. Ciri Spektral Ciri spektral adalah hasil dari interaksi objek dengan tenaga elektro magnetik yang berasal dari dari pengambilan gambar. Maksudnya adalah tenaga elektro magnetik yang ditampilkan gambar tersebut apakah dapat menyajikan rona dan warna dari suatu objek atau tidak. Secara sederhana rona adalah bentuk sedangkan warna adalah tampilan yang mendominasi. Ciri Spasial Ciri spasial adalah lanjutan dari ciri spektral. Jadi isi dari ciri spasial tersebut berisi rona, warna, pola, ukuran, bayangan, tekstur, dan asosiasi. Karena pada ciri spasial ini persebaran akan dapat dilihat secara nyata sehingga pengenalan akan lebih mudah untuk tersampaikan. Ciri Temporal Ciri temporal adalah objek pengambilan gambar yang jelas pada waktu perekaman. Ciri temporal merupakan bentuk yang nyata. Jadi apabila hendak menganalisis interpretasi citra dari lahan akan terlihat lahan yang subur akan memiliki warna yang hijau sedangkan lahan yang kering akan nampak kecoklatan. Analisis Tahap analisis adalah proses dimana menggabungkan serangkaian tahapan deteksi dan identifikasi. Dimana khusus pada tahap analisis lebih menakankan pada uraian deskripsi interpretasi citra. Agar lebih mudah dipresentasikan maka pada tahap analisis ini biasanya dibuat dalam bentuk peta, tabel, grafik, diagram, dan lain sebagainya. Deduksi Deduksi adalah pengambilan kesimpulan. Pembahasan hasil yang terdapat pada tahapan deduksi ini terdapat kecenderungan hubungan antara deteksi, identifikasi, dan analisis. Penarikan kesimpulan tidak dapat dilakukan sekali. Perlu pengamatan objek berulang-ulang, identifikasi yang terperinci, dan deskripsi analisis yang baik supaya setelah menyelesaikan tahap deduksi nantinya pada saat mempresentasikan interpretasi citra mendapatkan hasil yang dianggap baik. Jenis Interpretasi Citra Adapun untuk berbagai macam interpretasi citra yang dipergunakan dalam manfaat penginderaan jauh. Antara lain; Citra Citra adalah bagian dari output atau hasil data yang akan kita dapatkan pada saat melakukan proses penginderaan jauh. Dengan kata lain citra merupakan suatu gambaran dimana memperlihatkan pengamatan objek di lapangan dan rekam jejak menggunakan alat pemantau citra yang dinamakan wahana. Wahana yang digunakan dalam alat pemantau citra mengutamakan sebuah benda yang bisa terbang seperti pesawat, helikopter, drone, kamera terbang, dan lain-lain. Dengan menggunakan alat pemantau dari udara maka kita akan bisa mengamati objek secara langsung yang nantinya dapat diinterpretasikan. Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa citra adalah rekaman kamera atau alat pengambil gambar lainnya yang dipresentasikan secara visual untuk memperoleh data optik, elektro mekanik, elektro optik, dan optik mekanik. Pembagian citra dibedakan menjadi 2, yaitu citra foto dan citra non foto. Pembagian tersebut dikarenakan tidak semua objek dapat tertangkap kamera. Objek yang tidak dapat tertangkap kamera seperti objek yang berada di bawah tanah yaitu lempeng tektonik diperlukan interpretasi citra non foto. Berikut adalah penjelasan citra foto dan citra non foto. Citra Foto Citra foto adalah gambaran pengamatan objek lapangan dari hasil rekaman wahana kamera. Objek yang dapat diinterpretasikan menggunakan citra foto adalah objek yang dapat dijepret dengan kamera. Contoh interpretasi citra sederhana dari citra foto adalah apabila kita mengambil gambar suatu lengkungan kemiringan lereng menggunakan drone. Hasil foto lengkungan kemiringan lereng tersebut dinamakan sebagai citra. Pengambilan citra menggunakan kamera dapat dilakukan secara vertikal dan dapat pula dilakukan secara horizontal. Vertikal adalah pengambilan gambar dari atas, sedangkan horizontal adalah pengambilan gambar dari samping. Karena dalam hal ini adalah melakukan pengamatan citra, maka yang perlu diperhatikan adalah pengambilan objek tetap sama-sama dilakukan melalui udara. Nantinya hasil pengambilan gambar atau citra secara vertikal dan horizontal akan tampak jelas perbedaannya. Perbedaan ini dapat dikaji perbandingannya sebagai materi dalam pembelajaran geografi. Citra Non Foto Citra non foto adalah proses rekaman gambar atau pengambilan objek dengan menggunakan alat pemantau wahana yang bukan merupakan jenis kamera. Namun tetap memiliki fungsi yang sama yaitu penangkapan objek secara visual. Biasanya, seseorang melakukan pengambilan gambar citra non foto menggunakan proses pemindaian atau yang sering kita dengar dengan istilah scanning. Proses scanning dalam interpretasi citra non foto tidak dapat dilakukan hanya dengan satu kali pemindaian. Diperlukan beberapa kali pengambilan gambar dan mereduksi ulang hingga mendapatkan kesimpulan objek yang matang. Kegiatan pengambilan citra non foto ini dapat dibantu dengan alat yang dinamakan dengan pita serapan. Nah, pembahasan diatas merupakan artikel yang sedikit menjelaskan tentang pengenalan citra dan kajian tentang jenis tahapan interpretasi citra. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca dalam mencari ilmu pengetahuan.
dianalisis menganai hubuangan antara teks, proses, dan kondisi sosial teks tersebut. Tahapan-tahapan ini oleh Fairclough diringkas dalam tiga tahapan, yaitu tahap deskriptif, interpretasi, dan eksplanasi. 1. Tahap Deskripsi Analisis teks pada tahap deskripsi mengacu pada tingkatan yang berhubungan dengan sifat formal teks, kajiannya meliputi aspek kosakata dan gramatika yang tercakup pada makna eksperensial ideasional, interpersonal serta makna tekstual teks. Makna eksperensial atau ideasional adalah makna yang berhubungan dengan pertanyaan βsiapa, apa, kapan, dimana, kenapa dan bagaimana yang secara struktur linguistik direpresentasikan dengan partisipan, proses dan sirkumtansi circumstances. Makna interpersonal adalah makna yang mengekspresikan sikap dan penilaian penutur. Makna tekstual membahas tentang bahasa dan lingkungan sekitarnya, yaitu co- teks dan konteks. Makna ini berkaitan dengan tema dan rema dari suatu teks. Tema adalah semua unsur yang pertama kali muncul dalam sebuah klausa, sedangkan rema adalah bagian yang mengikuti tema. 2. Tahap Interpretasi Tahap interpretasi berkaitan dengan hubungan antara teks dan interaksi dalam teks dengan melihat teks sebagai produk dari sebuah proses produksi, dan sebagai sumber dalam proses interpretasi Fairclough, 1989 26. Interpretation concerned with the relationship between text and interaction-with seeing the text as the product of process of production, and as a resource in the process of interpretation Fairclough, 1989 26. Interpretasi menurut Fairclough 1989 141 adalah penggeneralisasian melalui apa yang ada dalam teks dan apa yang ada dalam benak interpreter serta dalam kerangka berpikir members of resourses 6 atau jika digambarkan adalah sebagai berikut Prosedur interpretasi Sumber Interpretasi Tatanan sosial β β Konteks Situasi β¨ Sejarah Interaksi β β Konteks intertekstual β¨ Fonologi, grammar , β β Bentuk luaran tuturan Kosakata β¨ Semantik β β Makna tuturan Pragmatik β¨ Kohesi pragmatik β β Koherensi lokal β¨ Skemata β β Struktur teks dan poin Dari skema di atas dapat dilihat bahwa dalam interpretasi sebuah teks, hal pertama yang dilihat adalah tatanan sosial, interpretasinya adalah pada konteks situasi. Konteks situasi yang dimaksud di sini adalah field, tenor dan mode suatu teks. Teks, kemudian dilihat sejarah interaksinya, yaitu dengan menggunakan intertekstualitas teks agar terlihat jelas hubungan antara teks sebelum dan sesudahnya. Untuk melihat bentuk luaran ujaran, maka yang diinterpretasi adalah aspek 6 Member of resourses menurut Fairclough 1989 141 dapat juga disebut sebagai background knowledge. Sedangkan menurut George Yule 1996 85 background knowledge merupakan schemat atau schemata dalam bentuk plural yang mengacu pada pengetahuan awal yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Dicontohkan oleh Black 2006 38 ketika terdapat kata βrestaurant berarti schemata yang ada di kepala kita adalah sesuatu yang berhubungan dengan pelayan, serbet makan, menu dan lainnya. fonologi teks, grammer dan kosakata. Tetapi, penelitian ini tidak melihat aspek luaran ujaran, namun lebih kepada makna tuturan yang berhubungan dengan aspek pragmatik dan semantik teks. Prosedur kohesi pragmatik yang merupakan interpretasi kohesi lokal dan prosedur skemata berhubungan dengan interpretasi intertekstualitas teks. 3. Tahap Eksplanasi
tahapan interpretasi disebut juga tahap