berhawasejuk, memiliki ketinggian antara.bagasmalik04bagasmalik04800 1200 kelas adeliasalmaadeliasalmaKetinggiannya sekitar 1500mPertanyaan baru Kondisidemikian cocok utk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman. Secara teoritis curah hujan yg ideal utk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. KarenaIndonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. PalingIndah Tanaman Kopi Kakao Dan Teh Bisa Tumbuh Dengan Baik Di Daerah - Semua tanaman hias bisa dikatakan memiliki keunikan tersendiri mulai dari tanaman, daun, batang, bahkan pepagannya. Tak hanya tampilan tanaman kopi yang indah tapi juga dapat menggambarkan kepribadian seseorang dari tanaman yang disukai. Kopisidikalang tumbuh di Bukit Barisan yang berhawa sejuk dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Sidikalang memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan jenis kopi lainnya dan aromanya tidak terlalu kuat, sehingga cocok untuk dikonsumsi siapa pun. Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Dimulai, Ini Tips agar Anak Semangat Belajar Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Tanaman kopi dipercaya berasal dari benua Afrika kemudian menyebar ke seluruh dunia. Saat ini kopi ditanam meluas di Amerika Latin, Asia-pasifik dan Afrika. Pohon kopi bisa tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis dan subtropis meliputi dataran tinggi maupun dataran rendah. Kopi dipanen untuk diambil bijinya kemudian dijadikan minuman atau bahan pangan lainnya. Di Indonesia, tanaman kopi dibawa oleh bangsa Belanda pada tahun 1896. Mereka memperkenalkan jenis kopi arabika. Pada perkembangannya, terjadi serangan penyakit karat daun HV yang menyebabkan kematian tanaman secara massal. Kemudian pemerintahan kolonial memperkenalkan jenis kopi liberika dan robusta yang lebih tahan penyakit HV. Jenis kopi budidaya Jenis kopi yang paling populer adalah arabika. Para penikmat kopi menghargai jenis kopi arabika lebih dibanding jenis kopi lainnya. Faktor penentu mutu kopi selain jenisnya antara lain habitat tumbuh, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan biji. Jenis kopi yang ada di bumi ini sangat banyak ragamnya. Namun hanya empat jenis kopi yang dibudidayakan dan diperdagangkan secara massal. Sebagian hanya dikoleksi pusat-pusat penelitian dan ditanam secara terbatas. Sebagian lagi masih tumbuh liar di alam. Empat jenis kopi yang banyak dibudidayakan adalah jenis kopi arabika, robusta, liberika dan excelsa. Sekitar 70% jenis kopi yang beredar di pasar dunia adalah kopi arabika. Disusul jenis kopi robusta menguasai 28%, sisanya adalah kopi liberika dan excelsa. a. Kopi Arabika Kopi arabika Coffea arabica merupakan jenis kopi yang paling disukai karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di ketinggian 1000-2100 meter dpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian diatas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis kopi ini sangat rentan terhadap penyakit HV. Arabika akan tumbuh optimum pada kisaran suhu 16-20oC. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar three bulan/tahun. Arabika mulai bisa dipanen setelah berumur four tahun. Dengan produktivitas rata-rata sekitar 350-four hundred kg/ha/tahun. Namun bila dipelihara secara intensif bisa menghasilkan hingga 1500-2000 kg/ha/tahun. Para petani kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah. Meski memerlukan biaya dan waktu lebih lama, tapi mutu biji kopi yang dihasilkan jauh lebih baik. b. Kopi Robusta Kopi robusta Coffea canephora lebih toleran terhadap ketinggian lahan budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian four hundred-800 m dpl dengan suhu 21-24oC. Buididaya jenis kopi ini sangat cocok dilakukan didataran rendah dimana kopi arabika rentan terhadap serangan penyakit HV. Dahulu setelah ada serangan penyakit HV yang masif, pemerintah kolonial mereplanting tanaman kopi arabika dengan kopi robusta. Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga dibanding arabika. Dalam waktu sekitar 2,five tahun robusta sudah mulai bisa dipanen meskipun hasilnya belum optimum. Produktivitas robusta secara rata-rata lebih tinggi dibanding arabika yakni sekitar hundred kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa ditingkatkan hingga 2000 kg/ha/tahun. Untuk berbuah dengan baik, jenis kopi robusta memerlukan waktu panas selama three-four bulan dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta bentuknya membulat dan warna merahnya cenderung gelap. Buah robusta menempel kuat di tangkainya meski sudah matang. Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%. Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih rendah biaya. c. Kopi liberika Kopi liberika Coffea liberica bisa tumbuh dengan baik didataran rendah dimana robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada penyakit HV dibanding jenis lainnya. Mungkin inilah yang menjadi keunggulan kopi liberika. Ukuran daun, percabangan dan tinggi pohon jenis kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta. Kopi liberika mutunya dianggap lebih rendah dari robusta dan arabika. Ukuran buahnya tidak merata, ada yang besar ada yang kecil bercampur dalam satu dompol. Selain itu rendemen kopi liberika juga sangat rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang membuat para petani malas menanam jenis kopi ini. Produtivitas jenis kopi liberika ada pada kisaran four hundred-500 kg/ha/tahun. Liberika dapat berbunga sepanjang tahun dan cabang primernya dapat bertahan lebih lama. Dalam satu buku bisa berbunga lebih dari satu kali. Di Indonesia, jenis kopi ini ditanam di daerah Jawa dan Lampung. d. Kopi Excelsa Kopi excelsa Coffea excelsa merupakan salah satu jenis kopi yang paling toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik didataran rendah mulai 0-750 meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Pohon kopi excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Bentuk daunnya besar dan lebar dengan warna hijau keabu-abuan. Kulit buahnya lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi excelsa memiliki produktivitas rata-rata hundred kg/ha/tahun. Kelebihan lain jenis kopi excelsa adalah bisa tumbuh di lahan gambut. Di Indonesia, excelsa ditemukan secara terbatas di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi. Jenis kopi lainnya Berdasarkan penulusuran literatur, terdapat ribuan spesies kopi di dunia. Namun dalam perdagangan worldwide hanya dikenal empat jenis saja seperti yang telah dijabarkan di atas. Adapun beberapa jenis lainnya adalah sebagai berikut Coffea dewevrei Coffea khasiana Coffea arnoldiana Coffea salvatrix Coffea abeokutae Coffea congenis Coffea wightiana Coffea kapakata Coffea bengalensis Coffea stenophylla Coffea traverncorensis Coffea eugenioides Coffea recemosa Coffea zanguebariae April 19, 2019 Pengetahuan, umum Kamu calon petani kopi? Atau kamu tertarik untuk menanam kopi? Sebelum menjadi petani kopi, ayo kenali terlebih dahulu syarat – syarat agar tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik Indonesia dengan iklim tropisnya dan didukung oleh tanah bekas letusan gunung berapi menyebabkan wilayah Indonesia memiliki banyak daerah – daerah yang tanahnya subur untuk pertanian maupun perkebunan. Tanaman kopi tidak sembarangan tanam loh ya, selain ada proses juga ada pemilihan tempat untuk menanam kopi sesuai dengan kondisi daerahnya agar hasilnya lebih baik lagi. Mari kita baca syarat – syarat tanaman kopi supaya dapat tumbuh dengan baik a. Iklim Lihatlah iklim terlebih dahulu sebelum membudidayakan tumbuhan kopi. Kopi cocok jika ditanam di daerah yang memiliki ilkim tropis seperti Indonesia. Selain itu, ada hal lain yang juga perlu diperhatikan sebelum menanam kopi. Yaitu curah hujan. Beda jenis beda juga tingkat kebutuhan hujannya. b. Suhu Kondisi udara juga merupakan salah satu syarat. Mengapa demikan? Karena setiap jenis kopi memiliki kebutuhan suhu sendiri. Seperti kopi Arabika yang membutuhkan suhu udara yang mencapai 16 derajat celcius dan kopi Robusta dengan kebutuhan suhunya 20 – 28 derajat celcius. c. Tingginya daerah Kebanyakan tumbuhan kopi ditanam didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Jarang ada cerita kopi ditanam didaerah pantai maupun dataran rendah. Tidak sembarangan memilih tempat, ketinggian harus disesuaikan berdasarkan jenis tumbuhan kopinya. Kopi dengan jenis Arabika membutuhkan ketinggian 800 – 1500 meter diatas permukaan laut agar dapat berbuah secara maksimal. Sedangkan kopi denga jenis Robusta membutuhkan ketinggian sekitar 400 – 800 meter diatas permukaan laut. d. Daerah yang cocok Kamu harus tau bagaimana kondisi daerahnya. Bagaimanapun ini salah satu syarat yang sangat penting. Daerah untuk budidaya kopi harus benar – benar diseleksi bila menginginkan hasil kopi berkualitas mantap. Kopi terbaik berasal dari daerah yang tanahnya subur. e. Media tanam kopi Media tanam kopi adalah tanah. Tanah yang dipilih adalah wajib tanah yang mengandung nutrisi dan unsur hara agar kebutuhan pangan kopi dapat tercukupi. Kopi akan tumbuh dengan maksimal bila kebutuhan pangannya tercukupi. Ph tanah ternyata juga diperhatikan. Kadar keasaman tanah yang dibutuhkan adalah 5,5 – 6,5 ph. Bila tanah yang kamu pilih kurang subur, silahkan tambahkan pupuk. Adapun pupuk yang dapat kamu tambahkan adalah pupuk CaPO2 dan CaPO32. f. Modal Bagaimana bisa kamu memulai usaha tanpa modal? Petani juga butuh modal untuk bertani. Apa saja modal yang dibutuhkan? Yang utama adalah niat agar tidak berhenti ditengah jalan, yang kedua adalah uang untuk membeli bibit, pupuk, peralatan, dan bibit kopi, yang ketiga tanah yang akan ditanami kopi. Hampir semua kopi dibudidayakan didataran tinggi ataupun dipegunungan, tetapi ada juga loh tumbuhan kopi yang tidak dibudiayakan didataran tinggi ataupun pegunungan, alias bisa didataran rendah. Tetapi , jelas sekali kopi tersebut memiliki jenis yang berbeda dari jenis kopi biasanya. kota kota dengan permintaan kopi terbesar didunia Share the post "Syarat Agar Tanaman Kopi Tumbuh Dengan Baik" FacebookTwitter About Author josikie JAKARTA, - Nyamuk adalah salah satu hama yang sering muncul di rumah. Nyamuk suka menggigit dan yang berbahaya adalah menyebarkan penyakit. Namun, jika Anda tidak ingin mengusir nyamuk dengan produk berbahan kimia, jangan khawatir. Anda bisa menggunakan bahan yang mungkin sudah ada di rumah, salah satunya adalah dari The Kitchn, Sabtu 10/6/2023, nyamuk membenci bau kopi. Ini berarti Anda dapat menyeduh kopi dan kemudian menggunakan ampas kopi untuk mengusir nyamuk. Baca juga 7 Cara Mengusir Nyamuk di Dapur, Pakai Sabun hingga Tanaman SHUTTERSTOCK/KWANGMOOZAA Ilustrasi nyamuk, tangan digigit nyamuk. Pengguna media sosial mencoba berbagai metode untuk mengusir nyamuk dengan kopi. Bagian terbaiknya adalah Anda benar-benar dapat mencoba apa pun yang cocok untuk Anda dan apa yang Anda pengguna menaburkan bubuk kopi segar di sekeliling teras untuk menyebarkan aroma harum sekaligus mengusir nyamuk. Adapun yang lain mengemas bubuk kopi ke dalam cangkir atau gelas memadatkannya, dan membakarnya seperti lilin. Ahli di Parachute Coffee menyatakan bahwa minuman berkafein favorit ini benar-benar mengusir berbagai jenis serangga, menjadikannya pilihan ideal untuk pesta luar ruangan dalam berbagai ukuran. Tampaknya kopi yang dibakar dan ampas kopi yang tidak terpakai bekerja paling baik. Baca juga 4 Warna yang Disukai Nyamuk, Jangan Gunakan di Rumah Sementara itu, mencampurkan air dengan kopi dapat memberikan nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman dan pada saat yang sama mengusir nyamuk dewasa. Tentu saja, Anda harus menjauhkan anak-anak dan hewan peliharaan dari ampas kopi apa pun keadaannya untuk mencegah mereka menelannya. author/editor Edi Elisa kategori Flora dan Fauna / tanggal diterbitkan 15 Januari 2022 / dikunjungi kali Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh mencapai 12 m, daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya Najiyati dan Danarti, 20077. Menurut Manastas 201322 kopi Liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia tahun 1965. Beberapa sifat kopi liberika antara lain sebagai berikutUkuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dari kopi Arabika dan kopi cabang primer yang lebih tahan lama serta dalam satu buku menghasilkan bungadan buah lebih dari satu peka terhadap penyakit sepanjang ukuran buah yang tidak baik di daerah dataran kopi mempunyai perakaran yang dangkal dengan akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Panjang akar tunggang ini 45-50 cm, selain itu banyak akar cabang samping yang panjangnya 1-2 m horizontal sedalam 30 cm. Kondisi tanah yang sejuk dan lembap menyebabkan akar cabang dapat berkembang lebih baik. Apabila kondisi tanah kering dan panas menyebabkan akar akan berkembang ke bawah Budiman, 201533.Klasifikasi dan Morfologi KopiKlasifikasi kopi menurut Tjitrosoepomo 2007337 adalah sebagai berikut Kingdom PlantaeDivisi SpermatophytaKelas DicotyledoneaeOrdo RubialesFamili RubiaceaeGenus CoffeaSpesies Coffea libericaKopi adalah tumbuhan dengan pohon yang tumbuh tegak bercabang dengan tinggi yang mampu mencapai 12 m. Kopi mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda Najiyati dan Danarti, 20077. Menurut Budiman 201429, pada kopi terdapat beberapa jenis cabang yakniCabang Reproduksi Cabang OrthrotopCabang reproduksi ialah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Cabang ini disebut juga dengan wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terletak di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Karena sifatnya yang seperti batang utama, maka cabang reproduksi ini dapat menggantikan fungsi batang utama jika batang utama mati atau tidak tumbuh Primer Cabang PlagiotropCabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama. Setiap ketiak daun hanya memiliki satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati maka ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang ini biasanya memiliki arah pertumbuhan yang mendatar, lemah, dan menghasilkan SekunderCabang sekunder ialah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Seperti cabang primer, cabang sekunder juga dapat menghasilkan KipasCabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon kopi yang tua bisanya hanya memiliki sedikit cabang primer dan biasanya terletak diujung batang. Cabang ini mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga dapat tumbuh dengan cepat menjadi cabang-cabang reproduksi BalikCabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, namun berkembang dengan tidak normal dan bertumbuh ke arah dalam mahkota PecutCabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer namun tumbuh dengan AirCabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya cepat, ruas daunnya reatif panjang dan banyak mengandung Percabangan Tanaman Kopi Sumber Najiyati & Danarti, 20079Najiyati dan Danarti 20079 menyatakan kopi mempunyai sistem percabangan agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman kopi mempunyai beberapa jenis cabang dengan sifat dan fungsinya yang berbeda. Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Saat masih muda, cabang ini sering disebut wiwilan. Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Cabang ini terletak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya kuat. Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer dan pertumbuhannya menuju ke mahkota tajuk. Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat dengan ruas daun relatif panjang dan kopi umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung yang agak meruncing sampai bulat. Daun-daun ini tumbuh pada batang, cabang atau ranting-ranting yang tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang yang tegak lurus, maka daun-daun ini akan tersusun berselang-seling. Namun pada batang atau cabang yang arah tumbuhnya mendatar, maka daun kopi akan tersusun pada bidang yang sama atau berhadap-hadapan. Daun kopi pada umumnya berukuran panjang 10-20 cm, lebar 1,5-7,5 cm. Sifat daun seperti besar kecil dan tebal tipisnya daun ini tergantung pada jenis kopinya Budiman, 201432.Daun KopiBunga kopi muncul dari ketiak daun baik yang terletak pada batang utama, cabang reproduksi atau cabang primer. Bunga kopi berukuran kecil dengan mahkota yang berwarna putih serta berbau harum. Kelopak bunganya berwarna hijau dengan pangkal yang menutupi bakal buah. Bila kopi dipelihara dengan baik maka akan menghasilkan ribuan bunga karena diperkirakan setiap buku-buku batang tanaman kopi menghasilkan 16-36 kuntum bunga Najiyati dan Danarti, 200712.Bunga kopi yang sudah dewasa ditandai dengan membukanya kelopak dan mahkota bunga sehingga memungkinkan terjadinya pernyerbukan. Setelah peristiwa penyerbukan maka akan terbentuk buah-buah kopi. Bunga kopi terbentuk pada ketiak-ketiak daun dengan jumlah yang terbatas. Bunga tersusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun akan menghasilkan 8-18 kuntum bunga atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga Budiman, 201534. Bunga kopi berukuran kecil dengan mahkotanya berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau dengan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5 -7 tangkai yang berukuran pendek Najiyati dan Danarti, 200713.Bunga KopiTerdapat beberapa jenis kopi yang ditanam di Indonesia seperti Arabika, Robusta dan Liberika Panggabean, 20114. Di Provinsi Jambi, diketahui ada beberapa jenis kopi yang ditanam. Salah satunya yang cukup terkenal dan banyak ditanam adalah kopi Liberika varietas Tungkal Komposit Libtukom. Kopi ini merupakan kopi liberika dengan varietas yang baru dan hanya ada di Provinsi Jambi tepatnya di Kecamatan Betara Tanjung Jabung Barat Anonim, 20151. Diana 20148 menyatakan bahwa kopi varietas Libtukom ini tergolong pada tipe pertumbuhan pohon yang dapat tinggi, diameter tajuknya mencapai lima meter atau lebih. Berdasarkan tipe daun dan buah, kopi ini digolongkan menjadi lima tipe, yaitu Tipe pertama daun berukuran sedang berwarna hijau muda dengan ujung daun runcing dan buah bulat besar, ruas antar dompolan buah dan kelebatan buah kedua daun berukuran besar, lebar daun sempit, ujungnya meruncing, buah berbentuk oval besar dan ketiga daun berukuran seperti daun nangka berujung runcing, buah berbentuk oval dengan diskus kecil menonjol, buahnya lebat namun ruasnya sangat keempat daun berukuran sedang dengan ujung runcing, buahnya bulat besar, ruas antar dompolan pendek dengan buah yang sangat kelima daun berbentuk lanset berukuran besar, buahnya oval, dan kelebatan buah keanekaragaman bentuk buah kopi Liberika KopiBudiman 201442 menyebutkan beberapa sifat penting dari kopi Liberika, yakni sebagai berikutUkuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dari kopi Arabika dan primer bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu peka terhadap penyakit HV karat daun.Kualitas buah relatif sedang 4-5 kg/ha/th dengan rendemen 12%.Berbuah sepanjang buah tidak baik di dataran Tumbuh KopiMenurut Najiyati dan Danarti 200722, kopi mempunyai sifat-sifat khusus sehingga menghendaki kondisi lingkungan yang berbeda. Namun secara umum, faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kopi adalah suhu, curah hujan, sinar matahari, angin dan tanah. Kopi membutuhkan suhu dan curah hujan yang sesuai untuk merangsang pembentukan bunga dan buah. Selain itu, kopi membutuhkan sinar matahari yang teratur namun tidak secara langsung dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya kopi ditanam dengan diselingi tanaman pelindung supaya sinar matahari yang diterima cukup dan teratur. Kopi juga membutuhkan tanah yang gembur, subur dan kaya bagan organik dengan pH tanah berkisar antara 4,5 – 6,5 Najiyati dan Danarti, 200725.Kopi juga menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, dan banyak mengandung humus. Selain itu, akar kopi juga membutuhkan oksigen dalam jumlah yang tinggi, sehingga dibutuhkan tanah yang drainasenya baik. Tanah yang baik untuk kopi juga harus mengandung unsur hara yakni nitrogen yang berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif Budiman, 201474.Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi antara lain ketinggian tempat, curah hujan, sinar matahari, angin dan tanah. Tanaman kopi menghendaki ketinggian 400-700 mdpl, tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik pada ketinggian 0– mdpl. Tanaman kopi tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan mm/tahun. Namun, tanaman kopi masih tumbuh baik di daerah bercurah hujan mm/tahun Najiyati dan Danarti, 200723.Pada umumnya, tanaman kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak tetapi menghendaki sinar matahari teratur. Sinar matahari berpengaruh terhadap proses pembentukan kuncup bunga. Sinar matahari yang cukup akan merangsang terbentuknya kuncup bunga. Tanaman kopi menghendaki sinar matahari dalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau musim hujan untuk menghasilkan kuncup bunga sehingga perlu dirangsang oleh sinar matahari. Tanaman kopi sangat membutuhkan tanaman pelindung untuk mengatur datangnya sinar matahari. Tanaman pelindung ini diatur sehingga tanaman kopi bisa tumbuh di tempat yang teduh dan mendapatkan sinar matahari yang cukup Najiyati dan Danarti, 200724.Angin berpengaruh terhadap jenis kopi yang self steril. Peranan angin untuk membantu berpindahnya serbuk sari bunga dari tanaman satu ke putik bunga kopi yang berbeda klon. Sehingga dengan terjadinya penyerbukan maka akan menghasilkan buah. Tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya bahan organik. Tanaman kopi juga menghendaki tanah yang agak masam antara pH 4,5 – 6,5 Najiyati dan Danarti, 200725.Cara Pembiakan Tanaman KopiKopi dapat dibiakkan melalui dua cara, yaitu cara generatif dan cara vegetatif. Pembiakan generatif adalah pembiakan dengan menggunakan cara persemaian zaailing/seedling, yaitu tanaman yang berasal dari biji. Cara ini paling sederhana, tidak banyak memerlukan skill dan biayanya juga lebih murah, tetapi untuk kopi Robusta pada umumnya banyak mengalami segregasi/pemisahan sifat-sifat keturunan. Sehingga hasilnya kurang memuaskan, karena tanaman semaian sering tidak seragam, baik pertumbuhannya maupun produktivitasnya Widarto, 2003 11.Pembiakan vegetatif, pada kopi cara ini semakin banyak dilakukan. Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara yaituSambungan enting / grafting.Setek cutting.Keuntungan perbanyakan tanaman dengan menggunakan setek antara lain adalah Teknik pelaksanaannya sederhana, cepat, dan ada masalah ketidakcocokan inkompatibilitas, sebagaimana yang mungkin timbul pada perbanyakan secara penyambungan atau bibit yang dapat dihasilkan dari satu tanaman bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman induknyaTanman dari setek lebih tahan terhadap gangguan usah memilih biji dan biji dapat kita hemat Kanisius, 2000 34-35.Setek merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cara menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman seperti akar, batang dan pucuk daun. Potongan atau bagian tanaman tersebut ditanam dalam media tanam agar tumbuh menjadi tanaman baru Gunawan, 201436. Perlakuan pemisahan atau pemotongan beberapa bagian tanaman seperti akar, batang, daun atau tunas dinamakan penyetekan. Penyetekan dilakukan agar bagian yang dipotong tersebut membentuk akar. Teknik perbanyakan dengan setek tidak memerlukan bantuan dari tanaman induk. Batang yang disetek akan tumbuh akar dan tunas hingga membentuk daun. Kemudian akan menghasilkan tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah Pracoyo dan Mujiyanto, 20055.Menurut Ariyantoro 20168 perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman secara aseksual tanpa melalui proses perkawinan. Perbanyakan tanaman menggunakan organ-organ vegetatif yaitu akar, batang dan daun. Gunawan 20144 menyatakan perbanyakan tanaman secara vegetatif terjadi tanpa adanya penyatuan sel gamet jantan dan sel gamet betina tanaman induk melalui penyerbukan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif melibatkan regenerasi sel jaringan vegetatif tanaman dan bagian tanaman yang digunakan adalah pucuk, ranting, cabang, daun, umbi dan dan Budiana 201450 menyatakan keuntungan dari perbanyakan tanaman dengan cara setek adalahTeknik pelaksanaannya yang dibutuhkan relatif setek yang diperlukan hanya sedikit dan menghasilkan tanaman baru dalam jumlah baru hasil setek memiliki sifat yang sama dengan induknya seperti ketahanan terhadap serangan penyakit dan keindahan setek mempunyai persamaan umur dan kopi di IndonesiaMenurut Rukmana 2014 43-50 jenis-jenis kopi yang ada di Indonesia yaituKopi ArabikaKopi ini merupakan jenis kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia. Kopi ini tumbuh sangat baik di daerah dengan ketinggian m di atas permukaan laut dpl. Karakteristik biji kopi Arabika secara umum adalah sebagai berikutRendemen lebih kecil dari kopi jenis lain 18-20%;Bentuk agak memanjang;Bidang cembung tidak terlalu tinggi;Lebih bercahaya dibanding jenis lain;Ujung biji mengkilap tetapi apabila dikeringkan secara berlebihan akan menjadi retak atau pecah;Celah tengah center cut di bagian datar perut tidak lurus ke bawah tetapi berlekuk;Biji yang sudah dipanggang roasting, celah tengah terlihat putih Najiyati dan Danarti, 2004 17.Kopi Arabika merupakan varietas typical dan borbon. Turunan dari penyilangan kedua varietas tersebut diantaranya caturra, pacas, san ramon, sumatera, dan marogogipe. Berbagai varietas tersebut dikenal memiliki mutu yang baik, tetapi sebagian besar masih rentan terhadap hama dan penyakit Rukmana, 2014 43-44.Kopi RobustaMenurut Najiyati dan Danarti 2004 20 kopi robusta mampu beradaptasi lebih baik dibandingkan kopi Arabika. Areal perkebunan kopi Robusta di Indonesiarelatif luas karena dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang lebih rendah. Karakteristik fisik biji kopi Robusta adalah sebagai berikutRendamen lebih tinggi dibanding rendamen kopi Arabika yaitu sebesar 20-22%;Biji berbentuk agak bulat;Lengkungan biji lebih tebal dibanding kopi Arabika;Garis tengah parit dari atas ke bawah hampir rataKopi LiberikaNajiyati dan Danarti 2004 15 mengatakan, kopi liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Pada abad ke-19 jenis kopi ini datang ke Indonesia untuk mengganti kopi Arabika yang terserang hama. Karakteristik biji kopi Liberika hamper sama dengan kopi Arabika. Kelebihan kopi jenis Liberika adalah lebih tahan terhadap serangan karat daun Hemelia Vastatrix dibanding kopi jenis Arabika. Beberapa jenis kopi Liberika yang ada di Indonesia antara lain Ardoniana dan Durvei. Karakteristi kopi Liberika adalah sebagai berikutUkuran daun, cabang, bunga, dan pohon lebih besar dibanding kopi Arabika dan Robusta;Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali;Kualitas buah relatif rendah;Berbuah sepanjang tahun;Ukuran buah tidak merata atau tidak seragam;Tumbuh baik di dataran Liberika termasuk tanaman hutan dan banyak terdapat di pedalaman Kalimantan. Sudah berabad-abad kopi ini menjadi minuman tradisional suku Dayak. Pohon kopi Liberika dapat mencapai ketinggian 30 meter, dan ukuran biji kopi ini terbesar di dunia Rukmana, 2014 46.Kopi ExcelsaMenurut Rukmana 2014 49 Kopi Excelsa di Indonesia sedang dalam kajian pusat penelitian dan pengembangan Kota Jambi untuk pengajuan pelepasan varietas baru. Kopi Excelsa tidak termasuk ke dalam kelompok Arabika dan Robusta, tetapi kelompok Liberoid. Kopi ini ditemukan secara historis di Afrika Barat pada tahun 1905, kemudian menyebar ke Melayu. Kopi Excelsa atau Dewevrei coffea tidak terlalu banyak dibudidayakan di jenis ini tidak peka terhadap penyakit karat daun dan dapat ditanam di dataran rendah, juga di daerah lembab. Kopi ini dapat ditanam di lahan gambut, seperti di kecamatan Pengabuan, Betara, Bram Itam dan Kuala Betara Jambi. Kopi jenis Excelsa sudah ditanam masyarakat di kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, sejak 50 tahun lalu. Kopi Excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang kuat dan dominan pahit. Keunggulan kopi Excelsa antara lainMempunyai fisik yang lebih besar daripada kopi Arabika dan Robusta;Cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah dibudidayakan, dan relative tahan terhadap hama dan penyakit;Ciri rasa dan aroma kuat dominan pahit;Dapat ditanam dilahan gambut yang memiliki kesuburan rendah Najiyati dan Danarti, 2004 16. Akar wangi, ia dikenal sebagai tanaman baik untuk konservasi tanah. Akar wangi juga potensial meminimalisir kehilangan unsur hara pada tanah, dibanding tanaman lain. Tanaman akar wangi bisa jadi minyak atsiri dengan nilai jual fantastis. Para petani di Garut, Jawa Barat, yang memproses akar wangi jadi mintak atsiri menjual minyak Rp2,7-3,5 juta per liter. Ada juga yang menjual akar mentahan harga setiap kilogram. Budidaya akar wangi tidaklah sulit. Perbanyakan bisa dengan memotong bagian akar yang ada mata tuntasnya. Tanaman yang masuk kelompok rerumputan ini dapat berkembang baik di ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl. Di bawah itu, tetap hidup meski perkembangan tak maksimal. Dona Octavia, peneliti agroforestri Badan Riset Inovasi Nasional BRIN mengatakan, akar wangi cocok sebagai tanaman konservasi. Cakupan akar yang panjang dan kuat disebut Dona efektif untuk mengikat tanah. Apalagi, tanaman ini bisa tumbuh baik di lapisan tanah regosol alias yang berpasir. Dari kejauhan sekilas bentuk seperti serabut kelapa dengan warna krem kecokelatan. Saat dilihat lebih dekat, ternyata sekumpulan akar yang dihimpun dalam satu bendel ikatan. Akar ini bukan sembarang akar. Ia punya ciri khas, beraroma wangi. Alasan itu pula yang jadikan tumbuhan ini populer dengan sebutan akar wangi. “Ini biasa diolah untuk diambil minyaknya, minyak akar wangi,” kata Nuryana, petani akar wangi asal Kabupaten Garut, Jawa Barat di sela temu kader Akademi Reforma Agraria Sejati ARAS di Kabupaten Ciamis, belum lama ini. Nuryana sudah membudidayakan tanaman akar wangi lebih 20 tahun lalu. Di atas lahan seluas setengah hektar, dia bisa meraup Rp25 juta sekali panen dari jual mentah. Selama ini produk akar wangi banyak dipasarkan ke luar negeri. Beberapa negara di Asia hingga Eropa merupakan pembeli terbesar produk bernilai ekonomi tinggi ini antara lain, Singapura, Jepang, India, Hong Kong, Inggris, Belanda, Jerman dan Swiss. Para petani biasa menjual minyak jadi dengan harga Rp2,7-3,5 juta per liter. Ada juga yang menjual mentahan harga setiap kilogram akar. Proses penyulingan biasa dengan mesin ketel kapasitas 1,5 ton. Satu ton bahan mentah, bisa menghasilkan 10-15 kilogram minyak. Tanaman akar wangi. Foto A. Asnawi/ Mongabay Indonesia Budidaya mudah Bernilai ekonomi tinggi, budidaya akar wangi tidaklah sulit. Perbanyakan bisa dengan memotong bagian akar yang ada mata tuntasnya. “Jadi, hanya perlu bibit saat pertama menanam. Setelah itu bisa perbanyakan sendiri. Tinggal potong, tanam,” kata Wildan, petani lain. Dia bilang, tanaman yang masuk kelompok rerumputan ini dapat berkembang baik di ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl. Di bawah itu, tetap hidup meski perkembangan tak maksimal. “Di tanah liat tetap bisa. Tapi akarnya nggak bisa banyak, kalau di tanah gembur bisa panjang dan banyak,” katanya. Untuk bibit, biasa per kilogram. Nuryana bilang, penanaman bisa dengan membuat jarak 50 sentimeter per lubang. Jarak ini agar tanaman memiliki zona perakaran yang baik. Akar wangi, katanya, memiliki akar serabut kuat. Karena itu, ia termasuk kelompok tanaman konservasi yang berguna untuk menahan erosi. “Makanya, tebing-tebing di tol Jogorawi itu juga banyak ditanami akar wangi,’ kata petani yang menjabat sebagai Kepala Bidang Penataan Produksi dan Pemasaran Serikat Petani Pasundan SPP Garut ini. Menurut dia, akar wangi merupakan tanaman yang tidak mudah terkena hama dan penyakit. Tidak sulit seperti tanaman holtikultura lain yang memerlukan pemupukan atau perawatan rutin. Proses pembuatan minyak akar wangi, katanya, dengan penyulingan suhu tertentu antara 60-70 derajat Celcius. Lama penyulingan sekitar delapan jam. Terlalu panas, minyak jadi jelek dan gosong. Terlalu rendah, kadar minyak kurang jernih. “Memanennya dengan dipotong, daun ditimbun untuk pupuk. Baru akar diambil,” kata Nuryana. Kabupaten Garut dikenal sebagai salah satu penghasil akar wangi vetiver root oil/Andropogon zizanioides. Pemkab setempat bahkan menerbitkan kebijakan khusus lewat Peraturan Bupati untuk mendukung pengembangan komoditas ini. Minyak akar wangi. Foto A Asnawi/ Mongabay Indonesia Dalam Perbup nomor 520/ tertanggal 6 Agustus 1996, bupati menetapkan lahan hektar untuk budidaya dan pengembangan akar wangi di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Samarang 750 hektar, Kecamatan Bayongbong 210 hektar. Lalu, Kecamatan Cilawu 240 hektar, Pasirwangi 450 hektar dan Kecamatan Leles 750 hektar. Dari luas pengembangan itu, produksi minyak akar wangi mencapai 72 ton per tahun. Secara rinci, volume produksi minyak akar wangi mencapai 7,2 ton dari Kecamatan Cilawu, 6,3 ton dari Kecamaran Bayongbong. Kemudian, 22,5 ton dari Kecamatan Samarang, 13,5 ton dari Kecamatan Pasirwangi dan 22,5 ton dari Kecamatan Leles. Sebanyak keluarga terlibat dalam pengembangan akar wangi ini. Mereka terdiri dari orang sebagai pemilik dan orang sebagai petani atau penggarap. Ribuan petani itu tergabung ke dalam 28 kelompok tani, 18 berada di Kecamatan Samarang dan Pasirwangi, Kecamatan Leles ada lima, Cilawu 4 dan satu kelompok di Bayongbong. Jumlah pengolah atau penyuling ada 33 unit tersebar di Kecamatan Samarang dan 21 di Pasirwangi 21, Sembilan di Leles, satu Bayongbong dan dua di Cilawu. “Semua produk minyak akar wangi mampu terserap oleh pasar,” tulis portal Pemkab Garut itu. Optimisme itu didukung fakta lain bahwa tidak banyak negara yang bermain di komoditas ini. Berdasar catatan Pemerintah Garut, pesaing utama produk ini hanya Tahiti, wilayah di selatan Samudera Pasifik. Dengan begitu, pasokan akar wangi di tingkat global masih sangat terbatas. Namun demikian, upaya pengembangan akar wangi di Garut bukan tanpa permasalahan. Menurut pemkab, ada beberapa hal mesti dibenahi agar budidaya akar wangi terus berkembang di masa depan, seperti soal mata rantai tata niaga terlalu panjang. Situasi itu berpotensi mengurangi keuntungan para petani sebagai akibat para calo broker. Selain itu, keterbatasan akses teknologi juga kendala hingga kualitas minyak relatif rendah. “Tentu, ini juga harus didukung dengan akses permodalan yang baik,” tulis Pemkab. Pemkab pada 2008 mendirikan Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD untuk membantu memenuhi kebutuhan petani. Selain laboratorium, UPTD yang dibentuk hasil kerjasama dengan Kementerian Perindustrian dilengkapi unit steam dan mesin boiler. Data Badan Pusat Statistik BPS Jawa Barat menyebut, data produksi akar wangi menunjukkan tren peningkatan. Pada sektor perkebunan rakyat misal, pada 2019, produksi tercatat 3,96 ton, naik jadi 15 ton pada 2020. Pun demikian dengan sektor perkebunan swasta. Pada 2019, volume produksi mencapai ton naik jadi ton pada 2020. Setidaknya ada beberapa daerah di Jawa Barat sebagai penghasil akar wangi. Selain Garut, ada Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Subang, Bandung Barat, Pangandaran, dan Kota Bandung, serta Sumedang dengan volume produksi paling besar. Akar wangi, yang bisa jadi minyak atsiri dan bernilai tinggi. Foto A. Asnawi/ Mongabay Indonesia Dorong pengembangan Dona Octavia, peneliti agroforestri Badan Riset Inovasi Nasional BRIN mengatakan, Garut salah satu penghasil akar wangi terbesar di Indonesia. Para petani setempat banyak yang mengembangkan lantaran nilai ekonomi tinggi. “Saya kira ini sesuatu yang sangat tepat untuk diperkenalkan dan dibudidayakan di tempat lain di Indonesia, tidak hanya di Garut,” katanya. Akar wangi, katanya, merupakan tumbuhan yang masuk dalam kelompok rerumputan. Sebelum panen, sekilas menyerupai sereh wangi sejatinya berbeda. Bila wangi pada sereh berasal dari daun, tidak demikian dengan akar wangi. “Daun vetiver tidak mengeluarkan aroma wangi, beda dengan sereh tetapi akarnya. Itu sangat potensial.” Menurut dia, akar wangi bisa menghasilkan minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan, saat ini, sudah ada komunitas ekspor yang menjual minyak atsiri hingga ke pasar luar. Di kalangan pelaku perdagangan internasional, minyak atsiri dari tanaman yang mendapat julukan sebagai Java Vetiver Oil ini memiliki kekhasan tersendiri. Senyawa vetiveron yang terkandung di dalam minyak atsiri konon belum bisa dibuat secara sintetis. Jadi, upaya budidaya sangat penting untuk menjaga setok minyak ini tetap aman. Terlebih, minyak ini banyak dimanfaatkan untuk pewangi berbagai produk kebutuhan, seperti parfum, kosmetik, pewangi pakaian, sabun, hingga obat-obatan. Akar wangi tergolong tumbuhan yang cukup adaptif. Bisa tumbuh di daerah rendah hingga dataran tinggi di atas mdpl dengan suhu udara 17-27 derajat celscius sekalipun. Dia juga dapat tumbuh maksimal di daerah dengan curah hujan milimeter per tahun. “Ia bisa tahan di cuaca kering.” Tanaman ini memiliki sistem perakaran sangat panjang, bisa lima meter, jauh lebih panjang dari tanaman itu sendiri. Sedangkan daun, bisa 1,5-2 meter. Karena itu, tanaman ini juga dinilai cocok sebagai tanaman konservasi. Cakupan akar yang panjang dan kuat disebut Dona efektif untuk mengikat tanah. Apalagi, tanaman ini bisa tumbuh baik di lapisan tanah regosol alias yang berpasir. Tanaman akar wangi yang tanam oleh petani Garut. Foto A. Asnawi/ Mongabay Indonesia Dia bilang, perbanyakan tanaman ini juga dapat secara vegetatif, hanya dengan memotong akar atau umbi bermata tunas sudah bisa hasilkan tanaman baru. Dengan beragam kelebihan ini, katanya, akar wangi kerap disebut juga sebagai rumput ajaib karena memiliki banyak fungsi. Akar wangi dinilai Dona sebagai tanaman efektif untuk konservasi tanah dan air. Petani hanya memerlukan alat untuk melakukan penyulingan. Sedangkan daun, selain untuk pakar ternak, bisa sebagai mulsa agar kelembaban tanah tetap terjaga. “Bahkan, bisa juga untuk bahan baku kerajinan tangan,” kata Dona. Akar wangi, katanya, sangat potensial meminimalisir kehilangan unsur hara pada tanah, dibanding tanaman lain. Ia juga baik untuk konservasi tanah. Selain itu, akad wangi juga dapat membantu proses stabilisasi tanah di tebing-tebing curam, lereng-lereng sungai atau tebing jalan. Tak kalah penting lagi, akar wangi juga dapat sebagai fitromediasi untuk membantu pemulihan pencemaran air dan tanah yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas pertanian. “Memang layak dikembangkan.” Akar wangi yang dibikin minyak atsiri oleh petani Garut. Foto A. Asnawi/ Mongabay Indonesia ******* Artikel yang diterbitkan oleh

tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa