Merekadijadikan bagai daun tanaman yang terkena wabah yang mematikan(1). (1) Surat ini menunjuk kepada sebuah ekspansi Abrahah al-Asyram Al-Habasyî yang dikerahkan dari arah Yaman menuju Mekah untuk menghancurkan Ka'bah dengan tujuan agar orang-orang Arab yang melakukan ibadah haji dengan mendatangi Ka'bah tidak lagi dapat melakukannya. [105 ~ AL-FIL (GAJAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 5 ayat ~ Dalam surat ini, Allah menceritakan kepada Rasul-Nya saw. kisah tentang pasukan bergajah yang hendak menghancurkan Bayt Allâh, Ka'bah. Kemudian, Allah mengalihkannya kepada sebuah pelajaran yang menunjukkan betapa besar kekuasaan dan balasan Allah terhadap orang-orang yang mengotori TAFSIRSURAT AL-FIIL Oleh: Imam Ibnu Katsir ‫رحمه الله‬ Download ± 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. f ‫سورة الفيل‬ TAFSIR SURAT AL-FIIL (Gajah)1 "Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang." َ َ ّ ‫ل َرب‬ ‫ك‬ َ َ‫ف TafsirSurat Al Fiil (dari kitab tafsir Jalalain dan Showi) TafsirSurat Al FiilMelura Pagi. Due to a planned power outage on Friday, 1/14, between 8am-1pm PST, some services may be impacted. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Surah Al Fiil Gajah Surah ke-105. 5 ayat. Makkiyyah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ayat 1-5 Azab Allah kepada tentara bergajah yang hendak menghancurkan Ka’bah. أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ ١ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ ٢ وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ ٣ تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ ٥ 1. Tidakkah engkau Muhammad perhatikan[1] bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah[2]? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia? 3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, 5. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan ulat. [1] Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala, keagungan-Nya, rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dalil-dalil terhadap keesaan-Nya, dan benarnya Rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada peristiwa tentara bergajah; bagaimana tindakan Allah Subhaanahu wa Ta’aala terhadap mereka yang hendak menghancurkan rumah-Nya itu ketika penduduk di sekitar rumah-Nya itu tidak sanggup menghadapi tentara itu. [2] Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah. Sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu sehingga mereka musnah. Disebutkan dalam riwayat, bahwa Abrahah Al Asyram membangun gereja yang megah, mewah, indah dan tinggi di Shan’a ibukota Yaman. Orang-orang Arab menamainya dengan Al Qulayyas karena bangunannya yang tinggi, dimana orang yang melihatnya bisa membuat pecinya jatuh. Abrahah bermaksud mengalihkan hajinya orang-orang Arab dari ke Ka’bah di Mekah menuju ke gereja itu, bahkan ia umumkan hal itu di kerajaannya, namun orang-orang Arab tidak suka hal itu, bahkan orang-orang Quraisy marah karenanya, sehingga di antara mereka ada yang pergi mendatangi gereja itu dan masuk ke dalamnya lalu meletakkan kotoran di dalamnya. Ketika para juru kuncinya melihat hal itu, maka mereka melaporkan kejadikan itu kepada raja mereka, yaitu Abrahah dan mereka memberitahukan, bahwa yang melakukannya adalah sebagian orang Quraisy karena marah demi membela rumah mereka yang hendak disaingi. Maka Abrahah bersumpah akan berangkat menuju Ka’bah dan merobohkan batu-batunya satu persatu, ia pun mempersiapkan pasukannya yang terdiri dari tentara bergajah dengan maksud menghancurkan Ka’bah kemudian berangkat menuju Mekah, hingga ketika ia hampir tiba di kota Makkah, gajah-gajah malah diam dan tidak mau beranjak maju ke Ka’bah. Tetapi ketika gajah tersebut diarahkan ke arah lain, gajah-gajah tersebut bangkit dan bergegas melangkah. Saat diarahkan lagi ke Ka’bah, gajah-gajah tersebut diam. Ketika itulah, Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengirimkan burung yang berbondong-bondong untuk melempari mereka dengan batu yang berasal dari tanah yang terbakar, dan membuat mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Pada tahun terjadinya penyerangan tentara bergajah itu, lahir pula Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sehingga yang demikian merupakan permulaan risalah Beliau shallallahu alaihi wa sallam. Maka segala puji bagi Allah. أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِArab-Latin a lam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīlArtinya 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍa lam yaj’al kaidahum fī taḍlīl2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia?وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَwa arsala alaihim ṭairan abābīl3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍtarmīhim biḥijāratim min sijjīl4. yang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar,فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭfa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Sekilas Tentang Surat Surat ke-105 al-Fil, artinya Gajah, lengkap ayat 1-5. Di dalam surat yang mulia ini memiliki kandungan penampakan kekuasaan Allah dalam menjaga Baitullah, sebagai bentuk peringatan dan karunia. Konten Tersering Dibaca Ada berbagai halaman yang tersering dibaca, seperti surat/ayat Al-Bayyinah, Ali Imran 159, Al-Insyirah, At-Tin, Inna Lillahi, Al-Alaq. Ada pula Alhamdulillah, Al-Baqarah 183, Al-Fil, Al-Fath, Al-Ma’un, Yusuf 4. Al-BayyinahAli Imran 159Al-InsyirahAt-TinInna LillahiAl-AlaqAlhamdulillahAl-Baqarah 183Al-FilAl-FathAl-Ma’unYusuf 4 Pencarian ali imran ayat 190 191, surat uasin, tulisan arab surat al alaq 1-5, al luqman ayat 18, surat maidah Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Hasil pencarian tentang surat+al+fiil [[1 ~ FATIHAH AL-KITAB PEMBUKA KITAB SUCI Pendahuluan Makkiyyah, 7 ayat ~ Surat al-Fâtihah ini termasuk...Disebut al-Fâtihah pembuka, karena letaknya yang berada urutan pertama surat-surat al-Qur'ân....Surat yang pertama diturunkan secara lengkap di antara surat-surat yang ada dalam al-Qur'ân ini merupakan...intisari dari seluruh kandungan al-Qur'ân yang kemudian diperinci oleh surat-surat sesudahnya....Oleh sebab itu, surat ini juga disebut dengan nama Umm al-Kitâb induk al-Qur'ân.]] Surat ini adalah sebagian dari ayat-ayat Al-Kitab yang sempurna, yaitu ayat-ayat Al Quran yang [[46 ~ AL-AHQAF BUKIT-BUKIT PASIR Pendahuluan Makkiyyah, 35 ayat ~ Surat ini berbicara tentang turunnya...al-Qurân dari sisi Allah, kewajiban beriman kepada al-Qur'ân, Nabi Muhammad saw. dan kepada hari kiamat...Selain itu, surat ini juga menggugah kita untuk dapat mengambil pelajaran dari musibah yang menimpa orang-orang...Pada bagian selanjutnya, surat ini memaparkan kisah sekelompok jin yang mendengar ketika al-Qur'ân dibaca...Surat ini diawali dengan menyebut dua fonem Arab, hâ dan mîm, seperti beberapa surat lain dalam al-Qur'ân Thaa Siin Surat ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan ayat-ayat Kitab yang menjelaskan, [[7 ~ AL-A'RAF TEMPAT TERTINGGI ANTARA SURGA DAN NERAKA1 Pendahuluan Makkiyyah, 206 ayat ~ Surat...Permulaan surat ini merupakan kelanjutan dari bagian akhir surat al-An'âm....Setelah pada bagian akhir surat al-An'âm itu dibicarakan tentang hewan ternak, awal surat al-A'râf mengandung...Seperti surat-surat yang lain, surat ini pun menyinggung perintah mengamati dan menghayati sistem yang...Selain itu, surat al-A'râf mengandung beberapa kisah. [[68 ~ AL-QALAM PENA Pendahuluan Makkiyyah, 52 ayat ~ Surat ini berisikan pembelaan terhadap Rasululah...kebun yang ceritanya dituturkan di dalam surat ini....Selain itu, surat ini berisi penolakan terhadap kepalsuan para pendusta yang menyandangkan sesuatu yang...Surat ini ditutup dengan keterangan tentang kemuliaan al-Qur'ân.]]...Nûn adalah salah satu huruf fonemis yang digunakan untuk memulai sebagian surat-surat al-Qur'ân sebagai Jika kalian tetap meragukan kebenaran al-Qur'ân yang Kami turunkan berangsur-angsur kepada hamba Kami...Yaitu berusahalah membuat surat yang serupa dengan surat-surat al-Qur'ân, baik dari segi sastra, hukum...Ini semua kalau keraguan kalian terhadap al-Qur'ân benar. Balqîs membacakan surat itu yang berbunyi "Dari Sulaymân....Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm' Dengan Nama Allah Pemilik Kebesaran dan Karunia, yang selalu mencurahkan Bahkan mereka mengatakan "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah "Kalau demikian,...maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang Maha Pemurah-dengan menyebut nikmat Allah yang paling besar yaitu pengajaran al-Qur'ân....Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan penyucian dan puji-pujian terhadap Allah Swt....Pengulangan ayat seperti ini kita temukan pula pada beberapa surat lain dalam al-Qur'ân yang, tentunya...Al-Rahmân, Tuhan Yang Maha Pengasih....Dia mengajarkan al-Qur'ân kepada manusia dan memudahkan jalan untuk itu. Maha Pemurah-dengan menyebut nikmat Allah yang paling besar yaitu pengajaran al-Qur'ân....Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan penyucian dan puji-pujian terhadap Allah Swt....Pengulangan ayat seperti ini kita temukan pula pada beberapa surat lain dalam al-Qur'ân yang, tentunya...Al-Rahmân, Tuhan Yang Maha Pengasih....Dia mengajarkan al-Qur'ân kepada manusia dan memudahkan jalan untuk itu. [[44 ~ AD-DUKHAN KABUT Pendahuluan Makkiyyah, 59 ayat ~ Surat ini diawali dengan uraian tentang al-Qur'ân...yang diturunkan oleh Allah pada lalatulkadar laylat al-qadr yang penuh keberkahan, untuk memberi peringatan...Setelah itu, surat ini juga menyinggung pembicaraan tentang hari kebangkitan yang, tidak perlu diragukan...Seperti pembukaannya, surat ini diakhiri pula dengan uraian tentang al-Qur'ân dan ancaman Allah kepada...Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya dengan menyebut huruf-huruf eja, surat ini pun [[18 ~ AL-KAHF GUA Pendahuluan Makkiyyah, 110 ayat ~ Surat al-Kahf termasuk kelompok surat Makkiyyah...Surat al-Kahf diawali dengan pujian pada Allah, sebagai ungkapan rasa syukur atas diturunkannya al-Qur'ân...Di antara ayat-ayat surat al-Kahf ada yang berisikan ancaman bagi orang-orang yang beranggapan bahwa...Selanjutnya, surat ini juga menuturkan kisah Ashhâb al-Kahf pemuda-pemuda beriman penghuni gua yang...Dalam surat ini Allah juga memerintahkan Rasulullah saw. agar membaca al-Qur'ân, memberi peringatan kepada [[15 ~ AL-HIJR LEMBAH HIJR, ANTARA MADINAH DAN SYAM Pendahuluan Makkiyyah, 99 ayat ~ Surat al-Hijr...termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah....Secara garis besar, surat ini berisi berita dan pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian yang...Selain itu, surat ini juga mengandung keterangan mengenai balasan baik dan buruk, posisi al-Qur'ân, dan...Digunakannya beberapa huruf dengan cara seperti ini pada permulaan sebagian surat adalah untuk menggugah Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami Muhammad..., buatlah satu surat saja yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika [[69 ~ AL-HAQQAH HARI KIAMAT Pendahuluan Makkiyyah, 52 ayat ~ Surat ini memaparkan keadaan pada hari...Surat ini juga berbicara tentang tiupan sangkakala, perubahan dan kehancuran bumi, gunung dan langit...Dalam surat ini terdapat berita gembira bagi para pengikut kebenaran berupa balasan terhormat dan kenikmatan...Surat ini di tutup dengan pembicaraan tentang kebenaran Rasulullah saw. dalam semua yang disampaikannya...dan kebenaran al-Qur'ân yang mutlak.]] [[69 ~ AL-HAQQAH HARI KIAMAT Pendahuluan Makkiyyah, 52 ayat ~ Surat ini memaparkan keadaan pada hari...Surat ini juga berbicara tentang tiupan sangkakala, perubahan dan kehancuran bumi, gunung dan langit...Dalam surat ini terdapat berita gembira bagi para pengikut kebenaran berupa balasan terhormat dan kenikmatan...Surat ini di tutup dengan pembicaraan tentang kebenaran Rasulullah saw. dalam semua yang disampaikannya...dan kebenaran al-Qur'ân yang mutlak.]] [[13 ~ AR-RA'D GURUH Pendahuluan Madaniyyah, 43 ayat ~ Surat al-Ra'd termasuk kelompok surat Madaniyyah...Surat ini diawali dengan keterangan mengenai posisi al-Qur'ân yang merupakan wahyu Allah swt., keterangan...Keterangan mengenai kekuasaan Allah menurunkan siksa di dunia dan di akhirat juga dibahas dalam surat...Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengamati keajaiban-keajaiban yang terdapat di alam raya....Alif, Lâm, Râ', adalah huruf-huruf fonemis yang mengawali beberapa surat al-Qur'ân. [[23 ~ AL-MU'MINUN ORANG-ORANG YANG BERIMAN Pendahuluan Makkiyyah, 118 ayat ~ Surat al-Mu'minûn ini...termasuk kelompok surat Makkiyyah dan terdiri atas 118 ayat....Surat ini diawali dengan penetapan kemenangan bagi orang-orang Mukmin yang kemudian dilanjutkan dengan...Masing-masing dinamakan Thâlib al-Hudâ pencari kebanaran dan Shâhib al-Dlalâl orang yang sesat....Kemudian, surat ini menerangkan pula sikap kaum musyrikin terhadap Rasulullah saw., dan tentang bentuk [[45 ~ AL-JAATSIYAH YANG BERLUTUT Pendahuluan Makkiyyah, 37 ayat ~ Surat ini diawali dengan dua huruf...eja, diikuti dengan penjelasan tentang turunnya al-Qur'ân dari sisi Allah yang Mahamulia dan Mahabijaksana...Terhadap ayat-ayat al-Qur'ân yang berbicara tentang kemahakuasaan Allah, mereka malah menyikapinya dengan...Surat ini diawali dengan dua fonem Arab, sebagimana halnya cara al-Qur'ân dalam mengawali beberapa surat...Padahal, al-Qur'ân sendiri menggunakan huruf dan fonem yang mereka gunakan dalam percakapan mereka sehari-hari Pendahuluan Makkiyyah, 111 ayat ~ Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah....Kisah Yûsuf dalam surat ini diceritakan pada 78 ayat....Sementara di ayat kedua disebut sebagai bacaan yang berbahasa Arab al-Qur'ân al-'Arabiyy....Surat dan kisah di dalam surat ini ditutup dengan menegaskan kembali apa yang telah ditetapkan di awal-awal...surat. Akan tetapi, orang-orang musyrik itu berkata, "Muhammad telah membuat-buat al-Qur'ân dari dirinya sendiri...Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Jika al-Qur'ân ini adalah hasil karya manusia, maka datangkanlah...satu surat yang semisal dengannya....pertolongan kepada orang-orang selain Allah yang kalian kehendaki, jika kalian memang benar menganggap al-Qur'ân Sungguh Kami telah memberimu, wahai Nabi yang jujur, tujuh ayat dari al-Qur'ân, surat al-Fâtihah, yang...Juga telah Kami berikan kepadamu seluruh al-Qur'ân yang mengandung mukjizat dan bukti kebenarannya sendiri Surat ini dimulai dengan penyebutan dua huruf yang digunakan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân...Setelah itu, dijelaskan kedudukan al-Qur'ân yang mulia dan terhormat karena diturunkan oleh Allah swt...Allah sengaja mengawali surat ini dengan menyebut dua huruf fonemis itu, seperti pada beberapa surat...lain, untuk menantang orang-orang yang ingkar, di samping sebagai isyarat bahwa al-Qur'ân tersusun dari...serupa dengan surat dan ayat al-Qur'ân. [[33 ~ AL-AHZAB PASUKAN GABUNGAN Pendahuluan Madaniyyah, 73 ayat ~ Surat al-Ahzâb diawali dengan perintah...Al-Qur'ân berpesan kepada nabi agar memisahkan istri yang dicerai sebelum terjadi hubungan suami-istri...Dalam surat ini pula al-Qur'ân memerintahkan istri-istri nabi untuk memperhatikan etika pribadi dengan...Selebihnya, surat al-Ahzâb juga mengangkat topik pembicaraan tentang hari kiamat dan peristiwa-peristiwa...Secara ringkas, sasaran terpenting yang ingin dicapai oleh surat al-Ahzâb, antara lain, adalah 1 Mengangkat [[10 ~ YUNUS NABI YUNUS Pendahuluan Makkiyyah, 109 ayat ~ Surat ini termasuk dalam Surat Makkiyyah...Dengan berisikan 109 ayat, surat ini dimulai dengan menerangkan tentang kedudukan Kitab Suci al-Qur'ân...Huruf-huruf itu mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf-huruf seperti itu....Kendati demikian, orang-orang musyrik tetap tidak dapat mendatangkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur'ân...Sekalipun mereka telah bersepakat untuk tidak mendengarkan ayat-ayat suci ini atau ayat-ayat al-Qur'ân Sesungguhnya dalam al-Qur'ân terdapat bukti yang menegaskan kebenaranmu....merupakan hasil karya manusia, tentu manusia mampu membuat yang serupa dengan al-Qur'ân....Dan karena kalian adalah para pujangga dan ahli sastera, cobalah membuat sepuluh surat yang sebanding...dengan al-Qur'ân....Mintalah bantuan jin dan manusia yang dapat menolong kalian, jika anggapan bahwa al-Qur'ân adalah ucapan Seperti penjelasan yang benar inilah-sebagaimana telah lalu dalam surat ini berupa pengagungan Allah..., kisah Mûsâ dan berita tentang hari kiamat-Allah menurunkan al-Qur'ân dalam bahasa Arab yang jelas,...mengandung berbagai bentuk ancaman, dibuat secara berulang-ulang, agar mereka menjauhi kemaksiatan, dan agar al-Qur'ân [[3 ~ ALI 'IMRAN KELUARGA 'IMRAN Pendahuluan Madaniyyah, 200 ayat ~ Melalui kisah-kisah, al-Qur'ân...Pada surat terdahulu diceritakan sebagian sejarah Banû Isrâ'îl berupa berbagai macam penyelewengan yang...Pada surat ini disebutkan beberapa hal, antara lain a....Permulaan surat ini sama dengan permulaan surat terdahulu.]]...Alif, Lâm, Mîm, adalah huruf-huruf yang disebut untuk menjelaskan bahwa al-Qur'ân yang penuh kemukjizatan [[28 ~ AL-QASHASH KISAH-KISAH Pendahuluan Makkiyyah, 88 ayat ~ Surat ini termasuk kelompok surat Makkiyyah...Secara umum, surat al-Qashash berisi perincian persoalan-persoalan global dari berbagai kisah, antara...Selain itu, dalam surat ini kita juga mendapatkan kisah yang terjadi antara Banû Isrâ'îl dan saudara...Berdasarkan uraian yang terperinci dan lengkap dari berbagai kisah itulah surat ini dinamakan al-Qashash...Huruf-huruf ini diletakkan dalam konteks penjelasan bahwa al-Qur'ân yang merupakan mukjizat itu tersusun TAFSIR SURAT AL-FIIL Oleh Imam Ibnu Katsir ‫رحمه اهلل‬ Download ± 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi…. ‫سورة الفيل‬ TAFSIR SURAT AL-FIIL Gajah1 "Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang." ِ ‫َصح‬ ِ َ ُّ‫ف فَـ َعل رب‬ ‫اب الْ ِف ِيل‬ َ ْ ‫ك بأ‬ َ َ َ ‫ أَلَـ ْم تَـَر َكْي‬.١ ‫ضلِيل‬ ْ َ‫ أَلَـ ْم ََْي َع ْل َكْي َد ُى ْم ِف ت‬.٢ 1 Disalin dari kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi‟i ِ ِ ‫يل‬ َ ‫ َوأ َْر َس َل َعلَْيه ْم طَْْيا أَبَاب‬.٣ ‫ تَـْرِمي ِهم ِِِب َجا َرة ِّمن ِس ِّجيل‬.٤ ‫صف َّمأْ ُكول‬ ْ ‫ فَ َج َعلَ ُه ْم َك َع‬.٥ 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabb-mu telah bertindak terhadap tentara bergajah ? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka'bah itu sia-sia? 3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. QS. Al-Fiil [105] 1-5 Ini merupakan salah satu dari nikmat Allah menguji kaum Quraisy, yaitu berupa penghindaran mereka dari pasaukan Gajah yang telah bertekad bulat untuk menghancurkan menghilangkan Maka Allah menghinakan Ka'bah bekas serta keberadaannya. membinasakan mereka, dan menggagalkan usaha mereka, menyesatkan perbuatan mereka, serta dengan membawa memalukan. mengembalikan Mereka kegagalan adalah mereka yang kaum Nasrani. Agama mereka pada saat itu lebih dekat dengan agama kaum Quraisy, yaitu penyembahan berhala. Tetapi peristiwa itu termasuk tanda sekaligus pendahuluan bagi pengutusan Rasulullah ‫صلي اهلل عليو وسلم‬. Sebab, menurut pendapat yang paling populer, pada tahun itu beliau dilahirkan. Secara tersirat, Allah Ta'ala mengatakan, "Kami tidak menolong kalian, wahai sekalian kaum Quraisy, untuk mengalahkan kaum Habsyi, karena posisi kalian yang lebih baik daripada mereka, akan tetapi Kami menghancurkan mereka untuk memelihara Baitul 'Atiq Ka'bah yang muliakan, akan agungkan, senantiasa serta Kami hormati melalui pengutusan seorang Nabi yang ummi tidak dapat membaca dan menulis, Muhammad ‫ صلي اهلل عليو وسلم‬penutup para Nabi. Berikut ini kisah pasukan Gajah yang disajikan secara ringkas Telah disampaikan kisah Ash-habul dan sebelumnya, Ukhdud singkat. dalam orang-orang yang membuat parit bahwa Dzu Nawwas, yang merupakan raja terakhir kejaraan Himyar. orang dia seorang yang musyrik. membunuh Dialah Ash-habul Ukhdud. Ash-habul Ukhdud adalah orangorang Nasrani yang jumlahnya mendekati orang. Tidak ada yang selamat darinya kecuali Dawus Dzu Tsa'laban. Kemudian Dawud pergi dan meminta bantuan kepada Kaisar, raja Syam, yang juga penganut Nasrani. Kemudian dia menulis surat kepada Najasyi, raja Habasyah, karena keberadaannya yang lebih dekat dengan mereka. Dia mengutus Dawus yang didampingi oleh dua orang amir; Aryath dan Abrahah bin ash-Shabah Abu Yaksum disertai satu pasukan besar. Kemudian mereka masuk ke Yaman dan menyelinap akhirnya ke rumah-rumah, mereka berhasil hingga merebut kerajaan dari Himyar dan Dzu Nawwas pun akhirnya binasa, tenggelam di laut. Habasyah berhasil menaklukkan Yaman dan mereka dipimpin oleh dua orang pemimpin; Aryath dan Abrahah. Kemudian kedua pemimpin itu berselisih pendapat dalam suatu urusan sehingga keduanya beradu mulut dan berperang. Lalu salah satu dari keduanya berkata kepada yang lainnya, "Sesungguhnya kita tidak perlu mengerahkan pasukan di antara kita, tetapi mari kita berhadapan satu lawan satu. Siapa di antara kita yang berhasil membunuh lawan, maka dialah yang berhak menduduki posisi raja. Kemudian tantangan itu pun disambut oleh yang lainnya, sehingga keduanya bertarung. Masing-masing dari keduanya meninggalkan menyerang parit, Abrahah, lalu Aryath kemudian menebasnya hidungnya dan dengan terpotong, wajahnya 'Utudah, pedang sehingga mulutnya terkoyak. pembantu robek, Kemudian Abrahah ikut menyerang Aryath, lalu membunuhnya. Kemudian Abrahah pulang dalam keadaan terluka. Lalu dia mengobati lukanya hingga akhirnya dia pun sembuh dan kemudian dia mampu melatih bala tentara Habasyah di Yaman. Selanjutnya, Najasyi menulis surat kepadanya yang isi-nya mencela apa yang telah dilakukannya seraya mengancam dan bersumpah akan menduduki negaranya menelungkupkan dan ubun-ubunnya. Kemudian Abrahah mengirimkan utusan kepada raja Najasyi untuk menyampaikan rasa dukanya kepadanya. sambil Bersama berbasa-basi utusan tersebut, Abrahah mengirimkan hadiah dan sekantong tanah Yaman. Semuanya itu dikirimkan bersamanya dan dia mengatakan dalam suratnya supaya raja menginjak kantong ini sehingga dia terbebas dari sumpahnya dan inilah ubunubunku telah aku kirimkan bersamanya kepadamu. Ketika semuanya itu sampai kepadanya, dia sangat terheran dibuatnya dan merasa mengakui Abrahah puas dengannya keberadaannya. mengirimkan serta Kemudian utusan untuk mengatakan kepada Najasyi, "Aku akan bangunkan untukmu sebuah gereja di negeri Yaman yang belum pernah dibuat bangunan sepertinya. Lalu dia memulai pembangunan gereja yang sangat besar di Shan'a, sebuah bangunan yang sangat tinggi serta pelataran yang tinggi pula, yang dihiasi di semua sisinya. Bangsa Arab menyebutnya dengan al-qalis, karena bangunannya yang tinggi. Sebab, orang yang melihatnya akan mengangkat kepala sehingga qalansuwab peci yang dikenakannya kepalanya hampir terjatuh karena tingginya dan bangunan. Dan Abrahah al-Asyram bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke gereja tersebut sebagaimana mereka selama ini berhaji ke Ka'bah di Makkah. Dan dia serukan hal tersebut di kekuasaannya, sehingga mengundang kebencian Qahthan. warga Kaum Arab Quraisy wilayah 'Adnan dan benar-benar murka karenanya, sehingga sebagian dari mereka ada yang mendatangi gereja itu dan memasukinya pada malam hari serta menghancurkan isi di dalamnya, kemudian dia kembali pulang. Ketika para penjaga mengetahui kejadian tersebut, mereka pun melaporkan hal itu kepada raja mereka, Abrahah seraya berkata kepadanya, "Yang demikian itu dilakukan oleh beberapa orang Quraisy yang marah karena rumah diserupakan mereka dengan Baitullah ini. Selanjutnya, Abrahah bersumpah akan pergi menuju Baitullah di Makkah dan akan menghancurkannya berkeping-keping. Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwasanya ada sekelompok orang dari kaum Quraisy yang memasuki gereja itu dan membakarnya. Pada hari itu panas benar-benar terik sehingga gereja itu terbakar, runtuh dan rata dengan tanah. Kemudian Abrahah menyiapkan diri dan pergi dengan membawa pasukan yang cukup banyak dan kuat agar tidak ada seorang pun yang mampu melawannya, yang disertai dengan seekor gajah yang sangat besar, belum ada seekor gajah pun sebelumnya yang terlihat sepertinya, yang diberi nama Mahmud. Dan Najasyi, raja Habasyah juga mengirimkan pasukan untuk hal yang sama. Ada juga pendapat yang menyebutkan, bersama Abrahah terdapat delapan gajah. Ada juga yang menyatakan, dua belas gajah lainnya. Wallaabu a'lam. Dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah, meletakkan pada rantai dengan pilar-pilarnya sedang ujung rantai lainnya diikatkan pada leher gajah, kemudian gajah itu digerakkan agar menjatuhkan tembok itu sekaligus. Ketika warga Arab mendengar kedatangannya, mereka pun berpendapat yang pendapat itu mewajibkan mereka untuk mempertahankan Baitullah serta melawan setiap orang yang hendak menghancurkannya dengan menggunakan taktik tipu daya. Kemudian salah seorang yang paling terhormat dari penduduk Yaman sekaligus sebagai raja mereka yang bernama kaumnya dan Dzu Nafar mengajak orang-orang Arab yang berminat untuk melawan dan memerangi Abrahah dalam rangka mempertahankan Baitullah dan semua tempat yang hendak dihancurkan olehnya. Maka mereka pun menyambut seruan tersebut memerangi Abrahah, berhasil mengalahkan dengan kehendak dan tetapi siap Abrahah mereka, sesuai ‫وجل‬ ّ ّ ‫عز‬ untuk Allah memelihara kemuliaan dan keagungan Baitullah. Dan Dzu Nafar pun ditawanLalu Abrahah memintanya untuk menemaninya. Kemudian dia melakukan perjalanan sehingga ketika sampai di daerah Khats'am, dia dihadang oleh Nufail bin Habib al-Khats'ami bersama kaumnya selama dua bulan terus-menerus, lalu mereka melakukan penyerangan terhadap Abrahah, tetapi dikalahkan oleh mereka pun berhasil Abrahah, dia berhasil menawan Nufail bin Habib dan bermaksud hendak membunuhnya, lalu dia mengampuninya dan meminta agar dia Nufail mau menyertainya untuk menjadi petunjuk bagi Abrahah di negeri Hijaz. Ketika mendekati daerah Tha-if, penduduknya keluar menemuinya serta berbasa-basi kepadanya karena takut akan rumah mereka yang ada di tengahtengah mereka yang mereka beri nama al-Lata. Lalu mereka menghormatinya dan mengirimkan Abu Raghal bersamanya sebagai penunjuk arah. Setelah Abrahah sampai di kota al-Mughammas, yaitu sebuah tempat yang berdekatan dengan kota Makkah, maka dia pun singgah, lalu bala tentara Abrahah merampas harta kekayaan penduduk Makkah yang terdiri dari unta-unta dan lain sebagianya. Mereka mengambilnya begitu saja. Di antara yang dirampas itu terdapat 200 ekor unta milik 'Abdul Muththalib. Dan yang melakukan perampasan atas perintah Abrahah adalah panglima perang yang bernama al-Aswad Ibnu Maqshud. Dan dia diserang oleh beberapa warga Arab, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Dan Abrahah mengirim Hanathah al-Himyari ke Makkah dan memerintahkan supaya memanggil pemuka kaum Quraisy serta memberitahukan kepadanya bahwa raja Abrahah memerangi tidak kalian menghalanginya datang kecuali untuk untuk kalian menyerang Baitullah. Kemudian Hanathah al-Himyari datang dan Muththalib menghampiri bin memberitahukan Hisyam tentang 'Abdul dan keberadaan Abrahah seperti yang dipesankan. Lalu 'Abdul Muththalib mengatakan kepadanya, "Demi Allah, kami memeranginya dan tidak kami hendak tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Ini adalah Baitullah yang suci dan rumah kekasihNya, Ibrahim. Kalau memang dia dilarang mendatanginya, maka yang demikian itu karena ia merupakan rumah sekaligus tempat suci-Nya. Demi Allah, kami tidak mampu untuk melarangnya." Kemudian Hanathah begitu, berkata kepadanya, "Kalau datanglah bersamaku untuk menghadapnya Abrahah." Kemudian 'Abdul Muththalib pun pergi bersamanya. Ketika melihatnya, Abrahah menyambutnya. 'Abdul Muththalib adalah seorang yang berbadan tegap lagi tampan. Lalu Abrahah turun dari singgasananya dan duduk di lantai bersamanya. Abrahah bertanya melalui penerjemahnya, "Katakan, apa maksud kedatangannya?" 'Abdul Muththalib berkata kepada penerjemahnya itu, "Aku hanya ingin agar raja mengembalikan 200 ekor unta milikku." Maka Abrahah pun berkata kepada penerjemahnya, "Katakan kepadanya, 'Kamu benar-benar membuatku terheran-heran saat telah aku melihatmu, tetapi kemudian aku menjadi berang kepadamu saat kamu berbicara menuntut 200 ekor unta milikmu yang hilang, tetapi kamu biarkan rumah yang menjadi agamamu dan agama nenek moyangmu. Sesungguhnya aku datang untuk menghancurkannya, sedang engkau tidak menyinggungnya sama sekali dalam pembicaraanmu 'Abdul denganku." Muththalib berkata Kemudian kepadanya, "Sesungguhnya aku adalah pemilik untaunta itu, sedangkan rumah Ka'bah itu mempunyai pemilik sendiri Allah yang akan selalu mempertahankannya." Abrahah berkata, "Dia tidak akan sanggup menghalangiku." "Kamu tidak akan mampu menandingi-Nya," sahut 'Abdul Muththalib. Ada yang menyatakan bahwa Abrahah pergi dengan 'Abdul Muththalib bersama sejumlah pemuka Arab. Kemudian mereka menawarkan sepertiga kekayaan kepada Abrahah sebagai membatalkan Ka'bah. ganti niatnya Namun dia supaya dia menghancurkan menolak tawaran mereka itu dan mengembalikan unta-unta 'Abdul Muththalib. Kemudian 'Abdul Muththalib kembali kepada kaum Quraisy, lalu dia memerintahkan mereka supaya keluar dan Makkah dan berlindung di puncak-puncak gunung, karena khawatir mereka akan merasakan amukan bala tentara Abrahah. Selanjutnya, 'Abdul Muththalib berdiri, lalu memegang daun pintu Ka'bah. bersamanya Dan ikut beberapa pula orang berdiri Quraisy seraya berdoa meminta kepada Allah pertolongan-Nya membinaskan Abrahah serta supaya dan bala tentaranya. Kemudian dengan memegang pintu Ka'bah, 'Abdul Muththalib mengumandangkan sya'ir ‫الَ ُى َّم إِ َّن الـْ َمْرءَ يـَم ـ ـ ـ‬ ‫ك‬ َ َ‫ـ ـ ـ ـ ـ ــنَ ُع َر ْحلَوُ فَ ْامنَ ْع ِر َحال‬ ‫صلِْيبَـ ُه ْم‬ َّ َ ِ‫الَيَـ ْغل‬ َ ‫َب‬ ‫ك‬ َ ُ‫َوُُمَالَـ ُه ْم أَبَدا ُمـ َحال‬ Tidak ada kebimbangan. Sesungguhnya seseorang telah rumahnya, karenanya rumah-Mu. mereka mempertahankan Kekuatan tidak mengalahkan akan perhankanlah dan tipu daya pernah dapat daya-Mu untuk mengatakan bahwa tipu selamanya. Ibnu Ishaq selanjutnya 'Abdul Muththalib melepaskan gagang pintu dan selanjutnya mereka pergi menuju puncak gunung. Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwa mereka meninggalkan 100 ekor anak unta di Baitullah dengan diberi kalung, kemungkinan sebagian bala tentara ada yang mengambil sebagian darinya dengan cara tidak benar, sehingga Allah akan menuntut balas dari mereka. Pada pagi harinya, Abrahah bersiapsiap untuk memasuki Makkah dan dia pun telah menyiapkan gajahnya yang bernama Mahmud. Selain menyiagakan mereka itu, dia pun pasukannya. mengarahkan gajah telah Setelah mereka menuju Makkah, Nufail bin Habib datang hingga akhirnya berdiri di samping gajah itu, lalu memegang kupingmu dan berkata, "Duduklah, hai Mahmud, dan kembalilah ke tempat asalmu, karena sesungguhnya kamu sekarang ini tengah berada di negeri Aliah yang suci." Kemudian Nufail melepaskan kupingnya, dan gajah itu pun duduk berderum. Selanjutnya, Nufail bin Habib keluar dan pergi hingga akhirnya mendaki gunung. Sementara, mereka memukul-mukul gajah agar berdiri, tetapi gajah itu enggan berdiri. kepala mereka Kemudian gajah itu mereka dengan memasukkan memukul kapak tongkat dan mereka yang berujung lengkung ke belalainya lalu mereka menariknya supaya ia mau berdiri, tetapi gajah itu menolak. Lalu mereka mengarahkannya kembali Yaman, maka berdiri berjalan gajah cepat. mengarahkannya ke itu Mereka Syam, ke dan juga maka ia melakukan hal yang sama. Lalu mereka mengarahkannya ke timur, maka ia melakukan hal yang sama, yakni berjalan cepat. Kemudian mereka mengarahkannya ke Makkah, maka gajah itupun duduk menderum. Selanjutnya, kepada mereka Allah mengirimkan burung dari lautan semacam burung alap-alap, pada masingmasing burung membawa tiga batu satu batu di paruhnya dan dua batu lainnya di kedua kakinya, batu sebesar biji kedelai dan biji adas, yang tidak seorang pun dari mereka yang terkena batu tersebut melainkan akan binasa. Tidak semua dari mereka terkena batu itu, mereka pergi dan lari terbirit-birit menempuh jalan mencari Nufail agar dia mau menunjukkan jalan kepada mereka. Demikianlah yang mereka alami di daratan, sedang Nufail berada di puncak gunung bersama kaum Quraisy dan menyaksikan warga siksaan Arab yang Hijaz ditimpakan Allah kepada pasukan Gajah tersebut. Nufail berkata ِ ‫ب‬ ُ ‫أَيْ َن الْ َم َفُّر َوا ِإللَوُ الطَّال‬ ِ ‫ب‬ ُ ُ‫َواألَ ْشَرُم الْ َـم ْغل‬ َ ‫س الْغَال‬ َ ‫وب لَْي‬ Di manakah tempat berlindung jika Allah sudah mengejar, Dan Asyramlah yang terkalahkan dan bukan yang menang. Ibnu Hisyam mengatakan "Al-ababil berarti kawanan, dan masyarakat Arab tidak menggunakan kata itu dalam bentuk mufrad tunggal. Sedangkan as-sijjil, Yunus an-Nahwi dan Abu 'Ubaidah memberitahuku bahwa menurut masyarakat Arab, kata itu berarti yang sangat keras." Dia mengatakan "Beberapa orang ahli tafsir menyebutkan bahwa keduanya berasal dari bahasa Persi yang oleh masyarakat Arab dijadikan sebagai satu kata, di mana kata as-sanaj berarti batu sedangkan at-jill berarti tanah liat." Lebih lanjut, dia mengatakan "Dan batu itu berasal dari kedua jenis tersebut, yaitu batu dan tanah liat." Dia juga mengatakan "Kata al-'ashf berarti daun tanaman yang belum dipotong. Bentuk mufradnya adalah 'ashfah. Sampai di sini apa yang diucapkannya. Hammad bin Salamah meriwayatkan dari 'Amir, dari Zurr, dari 'Abdullah dan Abu Saiamah bin „Abdirrahman, ‫أَبَابِيل‬ َ ‫طَْْيا‬ dia mengatakan "Yaitu beberapa kawanan burung." Ibnu „Abbas mengatakan dan "Ababil adh-Dhahhak berarti sebagian mengikuti sebagian lainnya." Al-Hasan alBashri dan "Ababil berarti Mujahid Qatadah yang mengemukakan sangat mengatakan banyak," "Ababil berarti sekumpulan yang saling mengikuti dan berkumpul." Sedangkan Ibnu Zaid mengatakan “Al-ababil berarti yang berbeda-beda, yang datang dari semua penjuru.”. Al-Kisa-i menyebutkan “Aku pernah mendengar beberapa orang ahli nahwu mengatakan 'Bentuk tunggal dari kata abaabiil adalah ibiil”. Firman Allah Ta'ala ‫كول‬ ُ ْ‫َّمأ‬ ‫صف‬ ْ ‫فَ َج َعلَ ُه ْم َك َع‬ "Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan." Sa'id bin Jubair mengatkan "Yakni, jerami yang kaum awam menyebutnya dengan habur," Dan dalam sebuah riwayat dari Sa'id, yaitu daun gandum. Dan dari Ibnu „Abbas, al-'ashf berarti kulit yang ada di atas biji, semacam penutup pada biji gandum, Ibnu Zaid mengatakan "Al- 'ashf berarti daun tanaman atau daun kol jika dikotori dimakan sehingga oleh binatang, menjadi lalu kotoran." Artinya, bahwa Allah Tabaaraka wa Ta'ala membinasakan, mengembalikan melenyapkan, mereka dengan dan tipu muslihat dan kemarahan mereka. Dan mereka tidak mendapatkan kebaikan sama sekali. Mereka dibinasakan secara keseluruhan dan tidak ada seorang pun dari mereka yang kembali memberitahu melainkan dalam sebagaimana mereka, keadaan yang dialami Abrahah. menggambarkan Di hal terluka, oleh antara tersebut raja yang adalah sya'ir 'Abdullah bin az-Zab'ari berikut ini2 Mereka mundur menyingkir dari tengah kota Makkah, sesungguhnya kota Makkah itu kesuciannya tidak dapat diusik Pada malam-malam yang dijaga tersebut bintang asy-Syi'ra tidak pernah muncul karena tidak ada seorang manusia pun yang mampu menjamahnya Tanyakan kepada komandan pasukan tentangnya, apa yang dia lihat, maka orang yang mengetahuinya akan memberitahukannya kepada orang-orang yang tidak mengetahuinya. 2 Dalam versi cetak syair ada teks arab-nya. ~Ibnu Majjah Enampuluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya, bahkan prajurit yang kembali dalam keadaan sakit akhirnya meninggal dunia. Dahulu pernah datang ke sana bangsa/kaum 'Aad dan Jurhum sebelum mereka, namun Allah dari atas hambahambanya selalu menegakkannya menjaganya. Dan kami penafsiran telah surat sampaikan al-Fath3 pada bahwasanya Rasulullah ‫صلي اهلل عليو وسلم‬, ketika beliau pada saat terjadi peristiwa Hudaibiyah menuruni lembah, tiba-tiba unta beliau menderum. Kemudian menghardiknya, tetapi duduk 3 menderum. unta Kemudian mereka itu tetap mereka Ayat ke-26. berkata, al-Qushwa‟ duduk mengembik. Maka Rasulullah ‫صلي اهلل عليو وسلم‬ bersabda ‫ص َواءُ َوَما ذَ َاك لَـ َها ِِبُلُق َولَكِ ْن‬ ْ ‫َما َخ ََل‬ ْ ‫َت الْ َق‬ ِ ‫ال َوالَّ ِذي نَـ ْف ِسي بِيَ ِدهِ َال‬ َ َ‫س الْ ِف ِيل ُثَّ ق‬ ُ ‫َحبَ َس َها َحاب‬ ِ ‫يسأَلُ ِون خطَّة يـعظِّمو َن فِيها حرم‬ ‫ات اللَّ ِو إَِّال‬ َُ ُ َ ُ َُ ُ َْ ‫َجْبتُـ ُه ْم إِلَْيـ َها‬ َ‫أ‬ "Al-Qushwa' tidak mengembik dan itu bukan sifatnya. Tetapi ia telah dihalangi oleh apa yang menghalangi gajah." Kemudian beliau bersabda- "Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, pada hari ini mereka tidak akan menuntut bagian dariku, yang padanya mereka mengagungkan apa-apa yang ada di sisi Allah melainkan Dia menjadikan mereka menyukainya.” Kemudian beliau menghardik unta tersebut, maka unta itu pun akhir-nya mau berdiri. Hadits tersebut termasuk hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari sendirian. Dan dalam kitab ash-Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah ‫صلي اهلل عليو وسلم‬ bersabda pada hari Fat-hu Makkah ِ َّ َّ ِ َ َّ‫يل َو َسل‬ ُ‫ط َعلَْيـ َها َر ُسولَو‬ َ ‫س َع ْن َمكةَ الْف‬ َ َ‫إ َّن اللوَ َحب‬ ِِ ‫ت ُحْرَمتُـ َها الْيَـ ْوَم َك ُحْرَمتِ َها‬ ْ ‫ي َوإِنَّوُ قَ ْد َع َاد‬ َ ‫َوالْ ُم ْؤمن‬ ِ َ‫س أَالَفَـ ْليبـلِّ ِ ال‬ ِ‫َّاى ُد الْغَاب‬ ِ ‫بِ ْاألَ ْم‬ ‫ب‬ َُ َ Sesungguhnya pasukan Gajah Makkah. Dan Allah dari Dia menahan memasuki kota menguasakan kota Makkah kepada Rasul-Nya dan orangorang yang beriman. Dan sesungguhnya kehormatan kota Makkah pada hari ini telah kembali seperti kehormatannya kemarin. Ingatlah, hendaklah orang yang hadir memberitahu orang yang tidak hadir."[] Para ulama sepakat bahwasanya Surat Al-Fiil adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah. Surah Al-Fiil menceritakan tentang kisah yang sangat masyhur yaitu kisah Abrahah bersama tentara gajahnya datang ke Makkah ingin menghancurkan Ka’bah. Al-Hafizh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya untuk surat Al-Fiil menceritakan tentang kisah bagaimana Allah menghancurkan tentara bergajah tersebut. Berikut ini adalah kisah pasukan gajah yang dipaparkan secara ringkas, padat dan berisi. Telah disebutkan sebelumnya dalam kisah Ashhabul Ukhduud bahwa Dzu Nuwas, Raja Himyar terakhir adalah seorang musyrik. Orang inilah yang membunuh sekitar dua puluh ribu Ashhabul Ukhduud yang beragama Nasrani. Tidak ada seorangpun yang lolos dari mereka yang dibakar selain Daus Dzu Tsa’laban. Ia meminta bantuan kepada kaisar raja syam yang beragama Nasrani. Maka raja Syam ini menulis surat yang ditujukan kepada an-Najasyi, raja Habasyah. Isinya agar raja Najasyi membantu Daus karena posisi An-Najasyi -di Habasyah- lebih dekat ke Yaman dari pada kaisar yang ada di Syam. An-Najasyi pun mengutus dua orang panglimanya, yaitu Aryath dan Abrahah bin ash-Shabbah Abi Yaksum berserta tentara besar jumlahnya. Pasukan besar ini masuk ke Yaman, dan berhasil menguasai seluruh wilayah Yaman. Mereka berhasil merampas kerajaan dari Himyar, dan Dzu Nuwas sendiri mati tenggelam di laut. Maka orang-orang Habasyah menguasai kerajaan Yaman seutuhnya, dibawah perintah dua pamglima tersebut, yaitu Aryath dan Abrahah. Kemudian mereka berdua berselisih paham dalam pemerintahannya. Keduanya bertengkar dan bersiap-siap untuk berperang. Maka salah satu diantara mereka berdua berkata, “kita tidak perlu melibatkan dua pasukan dalam peperangan, cukup kita berdua sajalah yang berduel satu lawan satu. Siapa yang menang diantara kita, maka dialah yang memerintah kerajaan ini” Usulan ini disetujui oleh lawannya, maka keduanya berduel satu lawan satu. Aryath menyerang Abrahah. Dia menebaskan pedangnya, hingga memotong hidung Abrahah, merobek mulutnya dan mengoyak wajahnya. Kemudian datanglah Ataudah, seorang pengawal setia Abrahah, dia menyerang Aryath hingga berhasil membunuhnya. Dan Abrahah pulang dalam keadaan terluka, kemudian lukanya diobati hingga sembuh dan dia pun akhirnya menjadi satu-satunya pemegang kekuasaan kendali tentara Habasyah di Yaman. Kemudian an-Najasyi mengirim surat kepada Abrahah, dia menyalahkan Abrahah atas tindakan yang telah ia lakukan, bahkan ia berjanji dan bersumpah akan menginjak-injak menyerang negerinya dan mencukur ubun-ubunnya. Lalu Abrahah mengirim utusan kepadanya untuk meluluhkan dan mengambil hatinya. Bersama utusan itu Abrahah mengirim hadiah-hadiah dan bingkisan-bingkisan ditambah dengan sebuah kantong yang berisi tanah Yaman dan rambut ubun-ubun yang telah dia cukur. Abrahah mengirim semua itu melalui utusannya kepada an-Najasyi disertai sepucuk surat yang berisi “Raja bisa menginjakan kaki diatas tanah yang ada didalam kantong ini sehingga bisa memenuhi sumpah yang telah Raja ucapkan, dan ini rambut ubun-ubunku, aku mengirimkannya kepadamu.” Ketika surat tersebut sampai kepada an-Najasyi, ia mengagumi apa yang telah dilakukan oleh abrahah dan akhirnya dia bisa menerima dan menyetujui perbuatannya. Lalu abrahah mengirim surat kepada an-Najasyi dengan mengatakan, “Sungguh, aku akan membangun sebuah gereja yang belum pernah dibangun sebelumnya untukmu dinegeri Yaman.” Kemudian Abrahah menjalankan proyek pembangunan sebuah gereja yang megah di Shan’a. Bangunannya menjulang tinggi dan altarnya pun demikian. Semua sisinya dihias dengan megah. Orang Arab menyebutnya dengan al-Qullais karena ketinggiannya. Maksudnya, jika orang melihat ketinggiannya dari bawah, maka peci qulunsuwah nya hampir jatuh dari kepalanya, karena tingginya bangunan tersebut. Abrahah al-Asyram bertekad adar orang-orang Arab memusatkan hajinya ke gereja tersebut, sehingga haji mereka tidak lagi berpusat di Ka’bah kota Makkah. Maka ia menyerukan tekadnya tersebut di wilayah kerajaannya, sehingga orang-orang Arab suku Adnan dan suku Qahthan membenci tekadnya tersebut. Kaum Quraisy pun menjadi sangat marah karenanya, sehingga sebagian orang dari mereka mendatangi gereja itu dan masuk ke dalamnya waktu malam lalu membuat kerusuhan didalamnya, kemudian kembali pulang sebelum siang. Ketika para penjaga gereja melihat kejadian tersebut, mereka melaporkan hal itu kepada Abrahah. Mereka berkata kepadanya “Ini dilakukan oleh sebagian orang Quraisy karena mereka kesal kepadamu yang telah menjadikan gereja ini sebagai tandingan bagi bait rumah mereka yakni Ka’bah. “Lalu Abrahah bersumpah bahwa ia akan menyerang Ka’bah di Makkah dan menghancurkannya berkeping-keping. Muqatil bin Sulaiman menceritakan bahwa beberapa pemuda dari Suku Quraisy memasuki gereja tersebut, lalu menyalakan api di dalamnya, sedangkan pada hari itu cuaca sangat panas, sehingga gereja tersebut terbakar dan ambruk. Karena itulah, Abrahah bersiap siap dan berangkat dengan membawa pasukan tentara yang berjumlah besar dan tangguh, agar tidak seorangpun bisa menghalang-halanginya. Ia mengendarai gajah yang begitu besar, yang belum pernah ada gajah sebesar itu sebelumnya. Gajah tersebut disebut dengan Mahmud, yang dikirimkan oleh Najasyi Raja Habasyah kepadanya untuk keperluan itu. Ada yang mengatakan bahwa delapan ekor gajah yang dibawanya. Ada juga yang mengatakan dua belas ekor, selain yang dikendarai Abrahah. Wallahu a’lam. Hal itu dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah dengan cara mengikat setiap sudut Ka’bah dengan rantai, lalu rantai itu dikalungkan dileher gajah. Jika gajah itu dihalau, maka tembok Ka’bah akan runtuh dengan sekali tarikan saja. Ketika kaum Arab mendengar perjalanan Abrahah, mereka menanggapinya sebagai perkara yang sangat gawat. Mereka bertekad untuk membela Ka’bah dengan menghalangi serangan tentara Abrahah, dan menghalangi orang yang ingin menghandurkannya. Salah seorang pembesar dan raja dari negeri Yaman yang bernama Dzu Nafar tampil keluar, menyeru kaumnya dan seluruh kaum Arab untuk ikut bersamanya melawan Abrahah. Ia berseru untuk berjuang membela Ka’bah serta menghalangi keinginan Abrahah untuk meruntuhkan dan menghancurkan Ka’bah. Maka mereka menanggapi seruannya dan berperang melawan Abrahah. Akan tetapi Abrahah bisa mengalahkan mereka, karena Allah Sunhanahu wata’ala hendak menunjukan kehormatan dan keagungan Ka’bah. Dzu Nafar sendiri ditawan, dan Abrahah membawanya melangkah maju. Sesampainya di negeri Khasy’am, Abrahah dihadang oleh Nufail bin Habib al-Khasy’ami bersama kaumnya, juga Syahran dan Nahis. Akan tetapi Abrahah pun dapat mengalahkan mereka dan menawan Naufail bin Habib. Abrahah ingin membunuhnya, tetapi kemudian ia memaafkannya dan membawanya untuk menjadi penunjuk jalan menuju negeri Hijaz. Ketika mendekati wilayah Tha-if, maka penduduk Tsaqid keluar menemui Abrahah. Mereka bersikap baik kepadanya karena khawatir dengan rumah ibadah mereka yang bernama Latta. Mereka memuliakan Abrahah dan pasukannya, lalu mereka mengutus Abu Raghal sebagai penunjuk jalan. Ketika Abrahah sampai di daerah al-Muhammas yang berada didekat kota Makkah, ia berhenti di sana. Kemudian bala tentaranya merampas harta benda milik penduduk Makkah yang terdiri dari unta dan harta lainnya. Dari semua harta yang diambil, terdapat dua ratus unta milik Abdul Muththalib. Orang yang merampas harta benda penduduk Makkah dengan perintah Abrahah adalah panglima pasukan garis depan yang bernama al-Aswad bin Maqshud, sehingga beberapa orang Arab mencelanya, berdasarkan riwayat tersebut oleh Ibnu Ishaq. Lalu Abrahah mengutus Hanathah al-Himyari ke Makkah, ia diperintahkan untuk membawa tokoh kaum Quraisy bersamanya serta memberitahukan bahwa sang raja tidak akan datang untuk memerangi kalian, kecuali jika menghalang-halangi untuk melindungi Ka’bah. Ketika Hanathah tiba di Makkah, ia ditunjukan kepada Abdul Muththalib bin Hasyim. Hanathah menyampaikan kata-kata kepada Abrahah kepadanya. Maka Abdul Muththalib berkata, “Demi Allah, kami tidak ingin memeranginya, kami tidak punya kekuatan untuk berperang. Ini adalah Baitullah al-Haram rumah Allah yang mulia dan rumah Khalil­-nya Ibrahim. Jika Dia berkehendak melindunginya, maka memang rumah ini adalah rumah suci dan haram-Nya yang Allah haramkan menghancurkannya. Dan jika Allah berkehendak membiarkannya, maka kami pun tidak kuasa membela rumah ini.” Lalu Hanathah berkata kepadanya, “Mari pergi bersamaku untuk memenuhi Abrahah.” Maka Abdul Muththalib pergi bersamanya. Ketika Abrahah melihat Abdul Muththalib, ia menghormatinya. Abdul Muththalib merupakan pria yang berbadan besar dan rupawan. Abrahah turun dari kursi kebesarannya dan ia duduk bersama Abdul Muththalib di atas permadani. Ia berkata kepada juru bicaranya penerjemahnya, “Tanyakan kepadanya, apa yang ia butuhkan?” Maka Abdul Muththalib berkata kepada juru bicara Abrahah. “Sesungguhnya yang aku butuhkan iyalah dua ratus unta milikku yang telah diambil, mohon raja berkenan mengembalikannya kepadaku.” Lalu Abrahah berkata kepada penerjemah, “Katakan padanya, “Sungguh kamu telah membuatku kagum ketika aku melihatmu. Akan tetapi sekarang aku memandangmu remeh, karena kamu masih membicarakan dua ratus unta milikmu yang telah aku ambil, sementara kamu membiarkan Ka’bah yang merupakan simbol agamamu dan agama nenek moyangmu. Padahal aku datang kesini untuk menghancurkannya. Tidakkah kamu membicarakan hal itu denganku?” Maka Abdul Muththalib berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku ini pemilik unta. Sedangkan Ka’bah itu ada Pemiliknya sendiri Allah. Dia-lah yang akan membelanya.” Abrahah berkata, “Dia tidak akan bisa mencegahku.” Abdul Muththalib berkata, “Itu urusanmu.” Ada yang menceritakan bahwa Abdul Muththalib menemui Abrahah disertai sejumlah pemuka orang-orang Arab. Mereka menawarkan sepertiga harta mereka kepada Abrahah dengan catatan ia harus menarik kembali tekadnya. Akan tetapi Abrahah menolaknya dan mengembalikan unta milik Abdul Muththalib. Kemudian Abdul Muththalib kembali menuju kaum Quraisy, lalu ia memerintahkan mereka agar keluar dari kota Makkah dan berlindung di atas puncak gunung, karena dia takut terimbas amukan pasukan Abrahah. Kemudian Abdul Muththalib bangkit berdiri, lalu ia memegang lingkaran besi yang ada di puntu Ka’bah. Ia berdoa bersama sebagian kaum Quraisy kepada Allah meminta pertolongan atas serangan Abrahah dan bala tentaranya. Sambil memegang lingkaran besi yang ada di pintu Ka’bah, Abdul Muththalib berkata “Ya Allah, sesungguhnya manusia melindungi tempat tinggalnya, maka lindungilah tempat suci-Mu” “Jangan sampai salib dan tipu daya mereka mengalahkan tipu daya-Mu esok hari.” Ibnu Ishaq berkata, “Kemudian Abdul Muththalib melepaskan lingkaran besi yang ada di pintu Ka’bah, kemudian mereka keluar menuju puncak gunung” Muqatil bin Sulaiman menceritakan bahwa mereka meninggalkan seratus ekor unta yang berkalung di Ka’bah. Siapa tahu sebagian bala tentara Abrahah ada yang mencurinya tanpa hak, sehingga Allah akan membalas mereka. Ketika fajar menyingsing, Abrahah bersia-siap memasuki kota Mekah. Ia menyiapkan gajahnya yang diberi nama Mahmud. Ia menuju kota mekkah, Nufail bin Habib melangkah ke depan sehingga ia berdiri di samping gajah tersebut. Kemudian Nufail memegang kupingnya dan berkata, “Duduklah hai Mahmud atau kembalilah dengan selamat ke tempat asalmu, karena kamu berada di tanah Allah yang suci.” Kemudian Nufail melepaskan kupingnya, lalu gajah tersebut bersimpuh, dan Nufail bin Habib berlari sekuat tenaga menuju puncak sebuah gunung. Lalu mereka memukul gajah tersebut agar bangkit berdiri, tapi gajah tersebut tidak mau berdiri. Lalu mereka memukul kepalanya dengan kapak dan memasukan tongkat yang berujung lengkung ke dalam lubang belalai gajah tersebut lalu mecabutnya agar ia bangkit berdiri, akan tetapi gajah tersebut tetap tidak mau bangkit berdiri. Lalu mereka mengarahkan gajah tersebut kembali ke arah negeri Yaman, maka gajah tersebut bangkit berdiri dan bergegas melangkahkan kakinya. Dan mereka mengarahkannya ke arah Syam, maka gajah tersebut juga mau berjalan. Dan ketika mereka mengarahkannya ke timur, maka ia juga mau berjalan. Akan tetapi mereka mengarahkannya ke kota Makkah, maka gajah tersebut berhenti menderum. Kemudian Allah mengutus burung dari laut. Masing-masing burung membawa tiga batu, satu batu di paruhnya dan dua batu di kedua kakinya. Batu yang dibawanya sebesar biji kedelai dan kacang adas. Dan siapa saja yang terkena lemparan batu tersebut, maka dia binasa. Namun tidak semua orang dari mereka terkena lemparan batu. Mereka berlarian kocar-kacir mencari jalan. Itulah kisah singkat tentang tentara bergajah. lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/458-461 Kisah pertemuan Abdul Muthhalib dengan Abrahah juga dinukil oleh Al-Hākim dalam Al-Mustadrāk dan dishahihkan oleh Al-Hākim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Dari Ibnu Abbas radhiyallāhu anhumā, beliau berkata أَقْبَلَ أَصْحَابُ الْفِيلِ حَتَّى إِذَا دَنَوْا مِنْ مَكَّةَ اسْتَقْبَلَهُمْ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ لِمَلِكِهِمْ مَا جَاءَ بِكَ إِلَيْنَا مَا عَنَاكَ يَا رَبَّنَا أَلَا بَعَثْتَ فَنَأْتِيكَ بِكُلِّ شَيْءٍ أَرَدْتَ؟ ” فَقَالَ أُخْبِرْتُ بِهَذَا الْبَيْتِ الَّذِي لَا يَدْخُلُهُ أَحَدٌ إِلَّا آمَنَ فَجِئْتُ أُخِيفُ أَهْلَهُ. فَقَالَ إِنَّا نَأْتِيكَ بِكُلِّ شَيْءٍ تُرِيدُ فَارْجِعْ” فَأَبَى إِلَّا أَنْ يَدْخُلَهُ “Pasukan bergajah pun datang. Ketika mereka mulai mendekati Mekkah, maka datanglah Abdul Muththalib, kakek Nabi ﷺ menemui pasukan tersebut. Abdul Muthalib berkata kepada pemimpin mereka yaitu Abrahah “Untuk apa engkau datang kepada kami? Tidak cukupkah engkau mengirim utusanmu sehingga kami akan membawakan kepadamu semua yang kau inginkan?” Abrahah dengan sombongnya –pent berkata, “Aku dikabarkan tentang ka’bah kota Mekah yang tidak seorangpun memasukinya kecuali dalam keadaan aman. Maka aku datang ke mari untuk memberi ketakutan kepada penduduknya.” Abdul Muthhalib berkata, “Kami akan memberikan semua yang kau inginkan, kembalilah engkau !”. Akan tetapi Abrahah tetap bersikeras untuk masuk Mekah menuju ka’bah. HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrok no 3974 Dalam riwayat yang lain Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata; فَأَتَاهُمْ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ إِنَّ هَذَا بَيْتُ اللَّهِ لَمْ يُسَلِّطْ عَلَيْهِ أَحَدًا قَالُوا لَا نَرْجِعُ حَتَّى نَهْدِمَهُ فَكَانُوا لَا يُقَدِّمُونَ فِيلَهُمْ إِلَّا تَأَخَّرَ فَدَعَا اللَّهُ الطَّيْرَ الْأَبَابِيلَ فَأَعْطَاهَا حِجَارَةً سَوْدَاءَ فَلَمَّا حَاذَتْهُمْ رَمَتْهُمْ فَمَا بَقِيَ مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا أَخَذَتْهُ الْحَكَّةُ فَكَانَ لَا يَحُكُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ جِلْدَهُ إِلَّا تَسَاقَطَ لَحْمُهُ Abdul Muttholib mendatangi mereka dan berkata, “Sesungguhnya ini adalah rumah Allah. Allah tidak akan menyerahkannya kepada seorangpun untuk menguasai nya menghancurkannya.” Mereka berkata, “Kami tidak akan kembali hingga kami menghancurkannya.” Maka tidaklah mereka memerintahkan gajah mereka untuk maju kecuali gajah tersebut mundur. Allah kemudian memanggil burung-burung dengan berbondong-bondong, lalu Allah memberikan batu berwarna hitam kepada burung-burung tersebut. Tatkala burung-burung itu telah sejajar dengan mereka maka burung-burung itu melemparkan batu tersebut kepada mereka. Sehingga tidak tersisa seorang pun dari mereka kecuali mengalami rasa gatal yang luar biasa-pent. Tidaklah seorangpun dari mereka yang menggaruk kulitnya kecuali dagingnya berjatuhan.” Disebutkan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 12/207 dan beliau menilai sanadnya hasan Dalam riwayat yang lain dari Ikrimah, beliau berkata أَنَّهَا كَانَتْ طَيْرًا خُضْرًا خَرَجَتْ من الْبَحْر لَهَا رُؤُوس كَرُءُوسِ السِّبَاعِ “Burung-burung tersebut berwarna hijau, muncul dari laut, kepalanya seperti kepala binatang buas.” Disebutkan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 12/207 dan beliau menilai sanadnya shahih Pasukan Abrahah yang terkena lemparan batu tidak semuanya tewas seketika. Sebagian mereka tewas dengan cepat, sebagian lagi kabur dalam kondisi terputus-putus dan terlepas-lepas anggota tubuhnya hingga tewas. Adapun Abrahah, dia tidak tewas seketika namun dia termasuk yang kabur melarikan diri. Allah tidak menjadikannya langsung tewas karena Allah ingin menyiksanya. Ada yang mengatakan bahwa dia tewas di negeri Khots’am. Ada pula yang berpendapat bahwa dia berhasil kembali ke Shan’a dan mati disana. Namun selama dalam perjalanan kaburnya, badannya terlepas sedikit demi sedikit dari tubuhnya sampai akhirnya di Shan’a dadanya terbelah dan jantungnya keluar, Allāh menyiksanya dan tidak langsung mematikannya. Demikianlah kisah Abrahah dengan pasukan tentara bergajahnya yang dihancurkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/486 Allah berfirman pada permulaan surat أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?” Ashabul fiil tentara bergajah adalah Abrahah dan kawan-kawannya yang membawa 12 ekor gajah atau 8 ekor yang bertujuan untuk mencungkil Ka’bah. Kemudian Allah berfirman أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ “Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia?” Demikianlah tabiat orang kafir, mereka selalu berusaha menyusun rencana jahat untuk menghancurkan kaum muslimin. Tetapi ternyata mereka gagal karena Allah masih sayang kepada kaum muslimin. Allah masih menjaga kaum muslimin meskipun mereka bergelimang dalam kemaksiatan. Andai saja mereka berhasil melaksanakan rencana-rencana busuk tersebut maka akan binasalah kaum muslimin. Kemudian Allah berfirman وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ “Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong” Ababil artinya berkelompok-kelompok dan berturut-turut tanpa henti. Mereka tidak mengetahui dari mana datangnya burung-burung itu karena mereka tidak pernah terlihat sebelumnya. Tiba-tiba burung-burung datang berbondong-bondong dengan kehendak Allah dengan membawa batu-batu yang terbuat dari tanah lihat yang terbakar. Ini sekaligus bantahan bagi sebagian orang yang menganggap burung-burung itu bernama ababil. Kemudian Allah berfirman تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ “Yang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar” Burung-burung tersebut melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar. Disebutkan bahwa setiap burung membawa 3 batu, 1 diparuhnya dan 2 dikakinya kemudian mereka melemparkannya kepada pasukan bergajah tersebut. Kemudian Allah berfirman فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ “Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat” Disebutkan ketika burung-burung tersebut mulai melempari tentara Abrahah maka diantara mereka ada yang langsung tewas seakan-akan membelah tubuh mereka, sampai-sampai Allah menyamakan mereka seperti daun yang kering di makan ulat. Namun diantara mereka ada pula yang selamat tetapi cacat. Bahkan Aisyah pernah melihat ada diantara anak buah Abrahah yang buta dan cacat meminta-minta kepada kaum muslimin. Dia dibiarkan hidup oleh Allah namun dalam keadaan cacat. Abrahah sendiri terkena lemparan batu dan tidak mati saat itu. Dia lari menuju Yaman dalam keadaan tubuhnya terlepas sedikit demi sedikit. Sungguh ini merupakan siksaan yang sangat pedih di dunia. Allah menunda kematiannya hingga tibalah dia di Yaman, kemudian terbelahlah dadanya dan keluarlah jantungnya, akhirnya dia meninggal dunia. Kehancuran Abrahah dan bala tentaranya diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Itulah nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Allah menjaga Ka’bah bukan karena ada mereka disana. Karena kenyatannya mereka pun tidak bisa membantu sama sekali. Tetapi Allah lah yang berperan. Di tahun itu pula lah lahir Nabi Muhammad shallallahu alayhi wa sallam, sehingga sebagian ulama mengatakan bahwasanya diantara tanda-tanda kelahiran Nabi adalah peristiwa dihancurkannya tentara bergajah. Seakan-akan Allah ingin mengatakan bahwa Dia lah yang menjaga rumahnya dan dia pula lah yang akan membela syariatnya dengan mengutus Nabi Muhammad yang akan berjuang memurnikan tauhid kepada Allah yang telah dicemari dengan kesyirikan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin. Di tahun itu pula, lahirlah Nabi Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam, sebagian menyebutkan bahwa kelahirannya sekitar 50 hari setelah tragedi pasukan bergajah. Kisah ini adalah kisah yang nyata, tidak sebagaimana klaim orang-orang kafir yang berusaha mengingkari kisah ini. Kita dapati ada sebagian penulis dari orientalis yang mengatakan bahwa ini hanyalah dongeng yang disebutkan Allāh dalam Al-Qurān, tidak mungkin ada kisah tentara bergajah yang dihancurkan oleh burung-burung dengan cara melemparinya dengan batu. Klaim mereka dibantah oleh para ulama, bahwa kisah ini bukanlah dongeng semata. Diantara buktinya adalah peninggalan syair-syair jahiliyyah yang sebagiannya banyak menyebutkan tentang kisah pasukan bergajah ini, yang disaksikan langsung oleh mereka, dan syair-syair di zaman jahiliyyah tersebut masih ada sampai sekarang. Dan juga diantara bukti yang menunjukkan akan kebenaran kisah ini adalah sebagaimana yang sering tercantum di dalam buku-buku sejarah yang menyebutkan bahwa si fulan lahir pada tahun ke sekian sebelum tahun gajah atau setelah tahun gajah. Sehingga tahun gajah sering dijadikan sebagai istilah penanggalan. Seandainya kisah ini hanyalah dongeng belaka, maka tidak mungkin tahun gajah dijadikan sebagai suatu istilah penanggalan. Menurut sebagian orang kafir, Abrahah tidak berniat ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah atau karena hasad dengan Ka’bah. Namun dia berangkat dari Yaman dalam rangka berperang dengan bangsa Persia, dimana saat itu terjadi peperangan antara Persia dan Romawi. Dalam perjalanannya, Abrahah memutuskan mengambil jalan darat melewati Mekkah. Klaim ini juga tidak benar. Karena jika Abrahah benar-benar ingin menyerang Persia, maka dia akan mengambil jalan laut yang lebih mudah dan lebih dekat. Disebutkan pula oleh Ibnu Hisyām, dengan sanad yang hasan, Āisyah menceritakan bahwa dia melihat pemimpin gajah dan pawangnya masih hidup dalam kondisi buta meminta-minta makanan di Mekah lihat As-Siroh An-Nabawiyah As-Shahihah 1/98. Pasukan Abrahah tidak semuanya mati, masih ada yang hidup, namun dalam keadaan buta dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Ini menunjukkan bahwa kisah ini real dan terjadi di tahun dilahirkannya Nabi shallallāhu alayhi wa sallam.

tafsir surat al fiil